Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Girls 5 Kebiasaan Saat Memakai Celana Dalam Ini Ternyata Berbahaya Lho

Cosmopolitan.com

Buat kamu cewek-cewek yang sudah menginjak masa pubertas, menjaga kesehatan organ reproduksi kalian adalah wajib hukumnya. Organ reproduksi cewek memang terkenal sensitif, oleh karena itu pemilihan dan pemakaian segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan organ intim harus benar-benar dijaga dan diperhatikan, salah satunya adalah celana dalam.

Celana dalam adalah benteng pertahanan organ reproduksi dari kontak dengan dunia luar, namun pemakaian dan pemilihan celana dalam yang salah dapat menyebabkan masalah pada organ reproduksi kalian. Agar dapat kalian hindari di kemudian hari, berikut adalah kesalahan-kesalahan tersebut.

1. Tidak mengganti celana dalam setelah berolahraga

Pythagoreanhealth.com

Seringkali setelah selesai berolahraga tubuh kita basah dipenuhi keringat termasuk bagian intim kita, namun masih banyak cewek-cewek yang masih hanya mengganti pakaianya saja tanpa mengganti celana dalamnya juga karena menganggap masih bersih dan belum terkenena kotoran. Namun tahukah kalian jika bakteri yang menjadi musuh besar dari organ keiintiman wanita menyukai tempat yang lembab dan hangat seperti celana dalam kalian yang masih basah oleh keringat, jadi setelah olahraga jangan hanya mengganti pakaian luarnya saja ya!

2. Tidak memilih celana dalam berbahan katun

Huffingtonpost.com

Masih banyak wanita di Indonesia yang lebih memilih celana dalam berbahan spandex dibandingkan katun karena menganggap celana dalam spandex lebih kuat dan tahan lama dibandingkan celana dalam katun. Namun sebenarnya pemakaian celana dalam spandex pada wanita dianggap berbahaya karena celana dalam berbahan spandex memiliki pori-pori yang lebih padat dibandingkan celana dalam katun sehingga kemungkinan berkeringat lebih besar dan organ keintiman kalian sulit untuk bernafas.

3. Memakai celana dalam berkali-kali

Huffingtonpost.com

Sama seperi celana dalam yang berkeringat, celana dalam yang kotor juga meningkatkan risiko tumbuhnya jamur dan bakteri di organ kewanitaan. Sangat dianjurkan untuk hanya memakai celana dalam sekali sehari saja, apalagi jika organ kewanitaan kalian termasuk tipe yang sering mengalami keputihan maka mengganti celana dalam kalian dua atau tiga kali sehari adalah hal yang sangat wajar dan dianjurkan.

4. Memakai ukuran celana dalam yang tidak pas

Barbralingerie.com

Jika kalian pernah mengalami bekas kemerahan yang gatal setelah memakai celana dalam, itu berarti ukuran celana dalam yang dikenakan kekecilan. Pemakaian celana dalam yang kekecilan meningkatkan risiko infeksi dari luka bekas kemerahan tersebut, selain itu celana dalam yang kekecilan juga membuat area kewanitaan menjadi mudah berkeringat. Pemakaian celana dalam yang kebesaran juga sama berbahayanya dengan yang kekecilan karena celana dalam yang kebesaran tidak dapat melindungi area kewanitaan kalian dari dunia luar sepenuhnya.

5. Menggunakan pelembut dan detergen dengan parfum saat mencuci celana dalam

Persil.com

Pemakaian pelembut pakaian dan deterjen dengan parfum ternyata dapat meningkatkan risiko iritasi pada organ kewanitaan kalian lho, ingat bahwa organ intim pada wanita sangatlah sensitif terhadap rekasi dari bahan kimia. Pemakaian pelembut dan deterjen saat mencuci celana dalam juga ternyata bisa mengakibatkan ruam-ruam pada area kewanitaan. Selain itu banyak juga wanita yang sebenarnya alergi terhadap kandungan kimia yang dikandung dari pelembut dan deterjen berparfum.

Jadi pilih celana dalam harum atau organ kewanitaan kalian tetap sehat?

Nah itulah tadi lima kebiasaan yang salah saat memakai maupun merawat celana dalam kalian. Memang susah-susah gampang ya menjaga organ kewanitaan, jadi jika diantara kalian masih ada yang masih mempunyai kebiasaan seperti itu yuk pelan-pelan ditinggalkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us