Diuji Coba Sendiri, Ini Kisah Tania Ray Mina Berbisnis Kosmetik Halal

Keluar dari pekerjaannya yang mapan, Tania Ray Mina berhasil membuktikan kesuksesannya di dunia muslim fashion dan kosmetik halal. Tak melulu mengandalkan nama tenar kakaknya, Zaskia Adya Mecca, usahanya dipenuhi kerja keras.
Dalam panggung Hijrah di acara Indonesia Millennial Summit 2020 (18/1) di Gedung Tribrata, Jakarta, ia menjadi pembicara dalam sesi "Get Along with the Millennials Entrepreneur". Ini kisah Tania Ray Mina berbisnis kosmetik halal.
1. Bukan asal latah dengan selebriti lain yang menelurkan produk kosmetik & skincare, Tania melihat potensi pasar untuk ibu hamil

Sejak beberapa tahun terakhir, bisnis kosmetik memang tengah merajalela di kalangan selebritis Indonesia. Dengan produk unggulan lip matte, mereka berbondong-bondong meramaikan pasar bagi pencinta makeup.
Meski begitu, kisah Tania sedikit berbeda. Sebelum memulai bisnis kosmetik, ia terlebih dulu berjuang di bidang fashion pasca keluar dari kerja kantoran. Ia melihat, kosmetik dan skincare adalah hal yang paling dekat dengan perempuan setelah fashion.
"Saya selalu berpatokan, kalau mau bisnis, cari sesuatu yang memang kita pahami dan kita sukai. Saat itu, saya pikir sama kakak dan adik saya, kosmetik di Indonesia yang halal, kita tahulah pemainnya gak banyak," kisah Tania.
Di saat bersamaan, ia dan beberapa saudara perempuannya tengah hamil dan menyusui. Mereka menemukan, kosmetik dan skincare untuk ibu hamil dan menyusui, masih terbilang langka di Indonesia.
"Cari kosmetik dan skincare yang aman untuk ibu menyusui dan hamil itu susah. Rata-rata, itu semua datang dari luar negeri dan harganya bisa ratusan ribu menjelang one million," lanjut istri dari Kurnia Abidzar Rahadi itu.
Merasa menemukan celah yang masih kosong, Tania dan saudara-saudaranya mantap dan kompak memasuki bisnis kosmetik halal, bersertifikat MUI, alami, dan aman untuk ibu hamil serta menyusui. Nama bisnis itu adalah ZAM Cosmetics.
2. Kini, ZAM Cosmetics telah berusia dua tahun dan mendapat respons baik dari masyarakat. Fokus Tania sekarang adalah mengembangkan variannya

Awal mulanya, ZAM Cosmetics hanya berupa produk pemulas bibir saja. Kini, sudah ada varian skincare yang terdiri dari facial wash, toner, rich gel, sunscreen, dan serum. Walaupun masih dipasarkan secara offline, tak disangka animo masyarakat tinggi.
Saat ditanya apa langkahnya setelah berbisnis fashion untuk muslimah dan kosmetik halal, perempuan yang juga berperan sebagai CEO ZAM Cosmetics ini, tak mau gegabah. Ia memilih memantapkan perkembangan merek kosmetiknya itu.
"Kosmetik dan skincare baru jalan dua tahun. Jadi, kita mau fokus ke situ dulu, mengembangkan varian produknya supaya bisa lebih available di market dan orang jadi dapat banyak pilihan dari produk yang kita punya," sebutnya.
3. Meski belakangan ini klaim halal pada kosmetik lain meningkat, diikuti dengan banyaknya produk impor, Tania tak gamang dengan persaingan

"Kalau baca-baca, katanya impor untuk kosmetik dan skincare nilainya sampai dengan 800 juta USD. Artinya, kebutuhan market di Indonesia itu memang masih belum bisa dipenuhi sama produsen lokal gitu," kata Tania.
Bukannya merasa tersaingi atau cemas, Tania menjadikannya cambukan. Artinya, ia harus memiliki produk yang berdaya saing dan berkualitas tinggi sehingga tidak kalah dengan produk luar negeri.
"Kita harus memiliki daya saing yang bagus untuk bisa diterima di pasar sendiri, yang memang mencari produk yang bagus. Kita dari ZAM, yakin sekali kalau orang sudah
mulai teredukasi sama produk yang berkualitas," sebutnya.
Dengan adanya produk-produk dari luar negeri, ia turut senang. Ini lantaran masyarakat semakin tercerahkan soal produk yang halal dan berformula baik.
"Kita di ZAM memang mencari formula yang terbaik, yang bisa kita banggakan, dan kita berikan kepada market Indonesia," kata perempuan yang melakukan riset dan menguji coba produknya itu, pada diri sendiri hingga bertemu dengan formula yang tepat.
4. Ketika bisnis halal mendapat anggapan hanya meraup untung di balik agama, Tania tidak bisa menyalahkan itu & melihat niat si produsen

Melihat maraknya fenomena halal di dunia industri Indonesia sekarang, tidak mengherankan jika ada anggapan masyarakat soal meraup keuntungan di balik agama. Menanggapi hal itu, Tania memilih bersikap bijak.
"Kalau stigma kaya gitu, sebenernya gak bisa disalahin. Karena menurut saya, balik lagi sih ke produsennya. Kan sekarang ini, ngomongin muslim di Indonesia memang udah paling besar. Udah gitu, pasti orang mencari produk yang terbaik untuk dirinya," papar dia.
Ia memilih untuk melihat lagi keyakinan produsennya. "Balik lagi ke belief dari si produsennya. Menurut saya, kalau memang dia meyakini bahwa halal itu adalah sesuatu yang way of life atau sesuatu yang dia yakini, ya kenapa tidak?" sikap ibu dua anak ini.
5. Tak sekadar berbisnis, Tania juga peduli dengan isu lingkungan. Salah satu yang ia wujudkan adalah mengganti kemasan kirim produk

Sebuah laporan menyebutkan, fashion adalah industri yang paling banyak menghasilkan polusi di dunia. Bergelut di dunia mode, tentunya Tania tak tinggal diam. Ia melakukan sejumlah upaya ramah lingkungan dari sisi pribadi dan bisnisnya, termasuk kosmetik.
"Saya jadi perempuan paling peduli sama isu-isu lingkungan. Jadi, dengan mengurangi penggunaan sampah plastik, kemudian juga menggunakan banyak barang yang lebih lebih sustainable," katanya soal kepedulian lingkungan dari sisi pribadinya.
"Kalau ditanyakan dari bisnis, yang paling gampang sebetulnya, mengganti kemasan dulu, kemasan kirim ke konsumen. Itu salah satu bentuk untuk mengurangi sampah plastik atau efek limbah dengan plastik ramah lingkungan," tutur ibu dari Kathan dan Kizi itu.
6. Kamu ingin berbisnis kosmetik atau produk halal lainnya seperti Tania? Ini tips yang ia berikan untuk millennials!

Tips yang ia maksud adalah mulailah dari hal yang paling dekat dan kamu senangi. "Mungkin, kita harus mulai dari yang paling dekat dengan kita, harus sesuatu yang kita senangi, dan itu sesuai dengan passion kita," sarannya.
Melihat pengalaman dari pembicara lainnya, Elidawati Ali Oemar (pendiri Elzatta Hijab), berbisnis itu membutuhkan konsistensi. "Untuk menciptakan konsistensi itu, kita harus senang menjalaninya karena itu akan menjadi keseharian kita," beber dia.
Dengan begitu, kita akan memulai bisnis yang telah dipahami sebelumnya dan tidak terkesan mengada-ada. Ketika memiliki tujuan pun, pencapaiannya tidak terlalu sulit dan dinikmati sepenuh hati.
Itulah kisah Tania Ray Mina berbisnis kosmetik halal. Ternyata, walaupun kosmetik halal sedang tren, kita tidak boleh latah begitu saja. Melakukannya dengan senang, mencari celah, dan konsisten adalah jurus manjur kesuksesan yang telah dibuktikan Tania.