7 Ciri Seseorang Mengalami Fomo, Takut Ketinggalan Tren!

Orang yang mengalami FOMO cenderung selalu terpaku pada gadget mereka. Mereka secara terus-menerus memeriksa media sosial, menggulir feed, dan memeriksa berbagai platform untuk memastikan bahwa mereka tidak melewatkan tren.

Ketergantungan pada gadget menjadi nyata karena mereka merasa perlu untuk terus terhubung dengan apa yang terjadi di dunia. Meskipun menyadari betapa merusaknya hal itu, mereka sulit untuk melepaskan diri dari pola perilaku ini.

Individu yang mengalami FOMO cenderung sering berganti minat dan aktivitas. Mereka merasa perlu untuk mencoba segala sesuatu yang sedang tren, bahkan jika itu tidak sepenuhnya sesuai dengan minat mereka.

Mereka khawatir melewatkan pengalaman atau kesempatan yang bisa membuat mereka terlihat ketinggalan. Hal ini sering kali menyebabkan mereka merasa kehilangan arah dalam hidup mereka.

FOMO dapat menyebabkan seseorang kehilangan fokus dan produktivitas. Mereka sering kali merasa sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaan karena pikiran mereka terus-menerus melayang ke hal-hal yang sedang tren.

Akibatnya, kinerja mereka dalam hal pekerjaan atau akademis dapat menurun. Bahkan, hal ini bisa mengganggu kehidupan pribadi mereka, memengaruhi hubungan interpersonal.

Orang yang mengalami FOMO cenderung selalu merasa tertekan atau tidak puas dengan keadaan mereka sendiri. Mereka membandingkan hidup mereka dengan apa yang mereka lihat di media sosial atau dengan orang lain di sekitar mereka.

Kehidupan yang tampaknya sempurna atau glamor dari orang lain dapat membuat mereka merasa tidak memadai atau kurang berhasil. Ini menciptakan lingkaran setan di mana kebutuhan untuk membandingkan diri dengan orang lain tidak pernah terpenuhi.

Salah satu ciri khas dari FOMO adalah dorongan untuk menjadi yang pertama dalam segala hal. Orang yang mengalami FOMO ingin selalu menjadi yang pertama dalam mencoba produk baru, mengikuti tren terbaru, atau menghadiri acara populer.

Mereka merasa bahwa menjadi yang pertama akan memberikan mereka rasa pencapaian atau kepuasan yang tidak dapat diperoleh jika mereka terlambat. Akibatnya, mereka mungkin terlibat dalam perilaku impulsif atau tidak rasional.

FOMO juga dapat mengakibatkan seseorang sulit untuk menikmati saat ini. Mereka selalu terpaku pada apa yang sedang terjadi di masa depan atau apa yang sedang tren. Sehingga sulit bagi mereka untuk benar-benar merasakan dan menghargai momen yang sedang terjadi.

Hal ini dapat mengganggu hubungan interpersonal dan mengurangi kebahagiaan secara keseluruhan. Bahkan, mereka mungkin kehilangan apresiasi terhadap hal-hal kecil yang membuat hidup berarti.

Akhirnya, FOMO sering kali menyebabkan seseorang merasa cemas atau gelisah. Mereka khawatir melewatkan sesuatu yang penting atau tidak dapat mengikuti perkembangan terbaru. Kecemasan ini dapat mengganggu tidur, meningkatkan tingkat stres, dan bahkan mengganggu kesejahteraan mental secara keseluruhan. Jika tidak diatasi, kecemasan ini bisa menjadi penyebab utama masalah kesehatan mental yang lebih serius.

FOMO bukanlah sesuatu yang harus diabaikan, karena dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Penting untuk belajar untuk mengatasi dan mengelola FOMO agar dapat hidup lebih bahagia dan sejahtera. Dengan kesadaran dan usaha yang tepat, kita dapat mengatasi FOMO dan hidup dengan lebih tenang dan memuaskan.