Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Adu Argumen yang Sehat dengan Pasangan agar Tidak Salah Paham

ilustrasi berbicara (pexels.com/Jopwell)

Argumen dalam hubungan adalah hal yang biasa terjadi. Bahkan, argumen bisa menjadi tanda bahwa hubungan tersebut sehat jika dilakukan dengan cara yang benar. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, argumen bisa berubah menjadi konflik yang merusak.

Berbagai pasangan menghadapi tantangan dalam berkomunikasi dan mengelola perbedaan pendapat. Hal ini terutama penting dalam hubungan jangka panjang di mana komunikasi yang buruk bisa mengakibatkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, memahami cara berargumen yang sehat sangatlah penting untuk menjaga keharmonisan.

1. Pilih waktu yang tepat

ilustrasi berbicara (pexels.com/August de Richelieu)

Saat ingin membicarakan sesuatu yang penting, pilihlah waktu yang tepat. Jangan mulai diskusi saat pasangan sedang lelah, lapar, atau dalam suasana hati yang buruk. Memilih waktu yang salah hanya akan membuat diskusi menjadi tidak efektif dan berpotensi menimbulkan konflik.

Banyak pasangan yang tidak menyadari pentingnya memilih waktu yang tepat sehingga akhirnya berargumen pada saat yang salah. Ini sering kali menyebabkan argumen menjadi lebih emosional daripada yang seharusnya. Cobalah untuk berbicara ketika kamu dan pasangan berada dalam suasana hati yang tenang dan siap untuk mendengarkan satu sama lain.

2. Dengarkan dengan seksama

ilustrasi berbicara (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Mendengarkan adalah kunci dalam setiap komunikasi yang sehat. Saat pasangan berbicara, berikan perhatian penuh dan dengarkan dengan seksama. Jangan memotong pembicaraan atau menyela dengan pendapatmu sendiri sebelum pasangan selesai berbicara.

Dengan mendengarkan secara aktif, kamu menunjukkan bahwa kamu menghargai apa yang pasangan katakan dan siap untuk memahami sudut pandangnya. Mendengarkan dengan seksama juga berarti menghindari asumsi dan tidak menganggap tahu apa yang akan dikatakan pasangan. Menyediakan waktu untuk mendengarkan bisa membuat pasangan merasa lebih dihargai dan diakui.

3. Hindari kata-kata kasar

ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Saat berargumen, hindari menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan. Kata-kata tersebut hanya akan membuat situasi semakin panas dan memperburuk hubungan. Sebaliknya, cobalah untuk tetap tenang dan menggunakan bahasa yang sopan.

Jika merasa emosi mulai memuncak, lebih baik berhenti sejenak dan ambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan diskusi. Kata-kata kasar hanya akan menyebabkan luka emosional yang sulit disembuhkan. Ketika kita memilih kata-kata dengan hati-hati, kita menunjukkan rasa hormat dan keinginan untuk mempertahankan hubungan.

4. Fokus pada masalah, bukan pada pribadi

ilustrasi berbicara (pexels.com/Alex Green)

Saat terjadi argumen, sangat penting untuk fokus pada masalah yang sedang dibahas, bukan menyerang pribadi pasangan. Misalnya, daripada mengatakan "Kamu selalu lupa," lebih baik mengatakan, "Aku merasa kecewa ketika kamu lupa". Dengan memisahkan masalah dari kepribadian, kamu membantu mencegah argumen menjadi lebih personal dan menyakitkan.

Ketika argumen berubah menjadi serangan pribadi, itu menunjukkan kurangnya rasa hormat dan cinta. Hal ini dapat merusak fondasi hubungan yang sehat. Fokus pada masalah juga membantu menemukan solusi yang konstruktif dan memastikan bahwa kedua belah pihak merasa didengarkan dan dihargai.

5. Gunakan "aku" statement

ilustrasi berbicara (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menggunakan "Aku" statement atau pernyataan "Aku" bisa sangat membantu dalam berargumen dengan pasangan. Daripada menyalahkan pasangan dengan kata-kata seperti "Kamu selalu…" atau "Kamu tidak pernah…," cobalah untuk mengungkapkan perasaanmu dengan cara yang lebih personal dan kurang menuduh. Contoh: "Aku merasa sedih ketika kamu tidak mendengarkan aku."

Ini membuat pasangan lebih terbuka untuk mendengarkan daripada merasa diserang. "Aku" statement membantu menghindari sikap defensif dari pasangan. Ini juga mendorong komunikasi yang lebih jujur dan terbuka. Dengan mengungkapkan perasaanmu, kamu memberi kesempatan pada pasangan untuk memahami bagaimana tindakan mereka mempengaruhimu.

6. Cari solusi bersama

ilustrasi berbicara (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Setelah mendiskusikan masalah, fokuslah untuk mencari solusi bersama. Ingatlah bahwa tujuan dari adu argumen bukan untuk memenangkan perdebatan, melainkan mencari jalan keluar untuk kedua belah pihak. Diskusikan solusi yang mungkin dan cobalah untuk kompromi jika perlu.

Kerjasama dalam mencari solusi menunjukkan bahwa kamu dan pasangan berada di tim yang sama. Mengatasi masalah bersama-sama menunjukkan kedewasaan dan komitmen dalam hubungan. Ketika pasangan melihat bahwa kamu berusaha untuk mencari solusi yang adil, mereka akan lebih mungkin untuk bekerja sama.

7. Akhiri dengan positif

ilustrasi berbicara (pexels.com/Anna Pou)

Setiap argumen harus diakhiri dengan nada positif. Ucapkan terima kasih kepada pasangan karena telah mendengarkan dan berbicara dengan jujur. Berikan pelukan atau ciuman sebagai tanda bahwa kamu menghargai hubungan tersebut dan ingin tetap menjaganya.

Mengakhiri argumen dengan positif akan membantu memperkuat hubungan dan mencegah terjadinya konflik di masa depan. Akhir yang positif menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan, cinta dan rasa hormat tetap ada. Dengan mengakhiri dengan nada yang baik, kamu membantu menciptakan pola komunikasi yang sehat di masa mendatang.

Adu argumen dengan pasangan bukanlah hal yang buruk jika dilakukan dengan cara yang sehat. Selalu ingat bahwa tujuan utama dari komunikasi adalah untuk saling memahami dan memperkuat hubungan. Dengan mengikuti tips ini, kamu dan pasangan bisa belajar untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dan menjaga keharmonisan dalam hubungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us