Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

​5 Alasan Kenapa Cowok Perlu Menangis Sesekali, Itu Manusiawi Bro!

ilustrasi laki-laki menangis.
ilustrasi laki-laki menangis (pexels.com/Andrew Neel)
Intinya sih...
  • Menangis membantu detoksifikasi tubuh dari racun stres
  • Menangis mencegah ledakan emosi yang merusak hubungan
  • Menangis adalah tanda kejujuran dan mengaktifkan sistem penenang tubuh
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

​Sejak kecil, mayoritas anak laki-laki tumbuh dengan doktrin yang cukup keras, nih. Kalimat seperti; "anak laki nggak boleh cengeng" atau "masa cowok nangis?" seolah sudah jadi mantra yang diulang-ulang sampai dewasa. Akibatnya, banyak pria yang merasa kalau menangis itu adalah sebuah aib, tanda kelemahan, atau kegagalan dalam menjadi sosok yang maskulin. Padahal, menahan air mata itu sama saja dengan menahan bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan merusak kesehatan mentalmu, lho.

​Menangis itu sebenarnya adalah mekanisme biologis yang sangat alami dan manusiawi, tidak ada hubungannya sama sekali dengan gender. Air mata itu diciptakan Tuhan bukan cuma buat kaum hawa saja, kok. Justru, kemampuan untuk meluapkan emosi lewat tangisan adalah tanda kalau sistem saraf dan psikologis kamu berfungsi dengan normal. Buat kamu yang selama ini mati-matian menahan air mata demi terlihat tegar, coba simak lima alasan logis ini. Dijamin, kamu bakal sadar kalau menangis itu ternyata kebutuhan mendasar yang menyehatkan banget buat jiwa raga cowok.

​1. Detoksifikasi alami untuk membuang racun stres dari tubuh

ilustrasi laki-laki menangis.
ilustrasi laki-laki menangis (pexels.com/Sanket Mishra)

Kamu perlu tahu fakta sains yang satu ini, nih. Air mata itu ternyata bukan cuma sekadar air garam yang keluar dari mata, lho. Air mata yang keluar karena emosi (sedih, marah, atau terharu) mengandung hormon stres tingkat tinggi seperti kortisol dan adrenocorticotropic hormone (ACTH). Saat kamu menangis, tubuh sebenarnya sedang melakukan proses pembuangan atau detoksifikasi racun-racun stres tersebut secara fisik.

So, kalau kamu menahan tangis, itu sama saja kamu membiarkan racun stres tetap mengendap di dalam tubuh. Efeknya tentu tidak bagus buat kesehatan jangka panjang. Setelah menangis, biasanya perasaan jadi jauh lebih lega atau "plong", kan? Itu karena kadar kortisol di tubuh kamu sudah menurun drastis bersamaan dengan keluarnya air mata. Anggap saja menangis itu kayak keringatan setelah olahraga, bedanya ini adalah keringat emosional yang bikin jiwa kamu jadi bersih lagi.

​2. Mencegah ledakan emosi yang merusak hubungan

ilustrasi laki-laki menangis.
ilustrasi laki-laki menangis (pexels.com/Laker)

Pernah nggak kamu melihat cowok yang kelihatannya pendiam dan sabar, tapi tiba-tiba mengamuk parah cuma gara-gara masalah sepele? Itu adalah contoh nyata dari bahaya memendam emosi terlalu lama. Emosi negatif yang tidak disalurkan itu tidak akan hilang begitu saja, kok. Dia akan menumpuk di alam bawah sadar, membusuk, dan akhirnya meledak di waktu yang tidak tepat.

Menangis sesekali berfungsi sebagai katup pengaman untuk emosimu. Dengan mengeluarkan kesedihan atau kekecewaan lewat tangisan, kamu mencegah terjadinya ledakan amarah yang tidak terkontrol. Ini penting banget buat menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar. Daripada kamu melampiaskan stres dengan cara membentak pacar, memukul tembok, atau kebut-kebutan di jalan, jauh lebih sehat dan aman kalau kamu menyendiri sebentar di kamar dan menangis sampai lega. Itu langkah preventif yang cerdas, Bro.

​3. Tanda kejujuran dan keberanian menghadapi diri sendiri

ilustrasi laki-laki menangis.
ilustrasi laki-laki menangis (pexels.com/RDNE Stock project)

Di era sekarang, definisi maskulinitas itu sudah bergeser jauh, lho. Cowok yang keren itu bukan lagi cowok yang dingin kayak robot dan anti perasaan. Justru, cowok yang berani jujur mengakui kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja adalah cowok yang punya mental baja. Mengakui kesedihan dan membiarkan diri menjadi rapuh itu butuh keberanian yang jauh lebih besar daripada berpura-pura kuat.

Menangis adalah bentuk validasi terhadap perasaanmu sendiri. Saat kamu menangis, kamu sedang jujur pada diri sendiri bahwa kamu manusia biasa yang bisa terluka, kecewa, dan lelah. Sikap ini akan membuatmu lebih mengenal diri sendiri dan lebih cepat bangkit dari keterpurukan. Orang yang menyangkal perasaannya biasanya malah terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut. So, menangis itu bukan tanda lemah, tapi tanda kalau kamu cukup berani untuk menghadapi realitas perasaanmu tanpa topeng.

4. Mengaktifkan sistem penenang tubuh secara otomatis

ilustrasi laki-laki menangis.
ilustrasi laki-laki menangis (pexels.com/Nicola Barts)

Tuhan mendesain tubuh manusia dengan sangat canggih, termasuk mekanisme tangisan ini. Setelah sesi menangis yang intens, tubuh biasanya akan secara otomatis beralih dari sistem saraf simpatis (mode tegang) ke sistem saraf parasimpatis (mode rileks). Inilah alasan kenapa setelah menangis tersedu-sedu, napas jadi lebih pelan, badan terasa lemas, dan sering kali mata jadi mengantuk berat.

Efek menenangkan ini adalah obat tidur paling alami buat kamu yang sering insomnia karena banyak pikiran. Menangis membantu menurunkan detak jantung dan tekanan darah yang sempat melonjak karena stres. Jadi, kalau kamu lagi pusing banget sampai tidak bisa tidur, jangan langsung minum obat tidur, ya. Coba luapkan saja emosinya, mungkin memang tubuhmu butuh pelepasan itu biar bisa istirahat dengan nyenyak. Biarkan mekanisme alami tubuhmu bekerja memulihkan kondisimu.

​5. Meningkatkan empati dan menghapus citra "cowok dingin"

ilustrasi laki-laki menangis.
ilustrasi laki-laki menangis (pexels.com/Ivan S)

Cowok yang tidak pernah menangis atau selalu menyembunyikan perasaannya sering kali dianggap dingin, tidak peka, atau susah didekati oleh orang lain. Padahal, dalam hubungan sosial dan asmara, keterbukaan emosional itu kunci utamanya, kan. Kalau kamu berani menunjukkan sisi emosionalmu, termasuk menangis saat momen yang tepat, misalnya saat kehilangan atau kecewa berat, orang-orang di sekitarmu justru akan merasa lebih terhubung denganmu.

Mereka akan melihatmu sebagai manusia seutuhnya yang punya hati, bukan patung batu. Hal ini juga melatih rasa empatimu terhadap orang lain. Saat kamu paham rasanya sakit sampai menangis, kamu bakal lebih gampang memahami kesedihan teman atau pasanganmu. Koneksi emosional yang terbangun dari momen-momen rapuh seperti ini biasanya jauh lebih kuat dan deep dibandingkan koneksi yang dibangun cuma dari haha-hihi saat senang saja. So, air mata itu sebenarnya perekat hubungan sosial yang ampuh banget.

Sudah waktunya kita membuang jauh-jauh stigma kuno yang bilang kalau air mata itu haram hukumnya bagi seorang laki-laki. Menangis adalah respons biologis dan psikologis yang sangat normal, sehat, dan justru diperlukan untuk menjaga kewarasan mental di tengah tekanan hidup yang makin gila ini.

Menahan tangis demi gengsi maskulinitas semu hanya akan menyakiti dirimu sendiri dan membuatmu menjadi bom waktu yang berbahaya bagi orang lain. Mulailah berdamai dengan sisi emosionalmu, karena menjadi manusia yang utuh dengan segala perasaannya adalah bentuk kekuatan yang sejati. Ingatlah, tisu itu dijual bebas untuk siapa saja, jadi jangan ragu menggunakannya saat hatimu memang membutuhkannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

7 OOTD Simpel dan Keren ala Kim Woo Bin saat Liburan, Mudah Disontek!

23 Des 2025, 20:57 WIBMen