Revolusi Kreatif Rafif Adhikara: Photobooth Jadi Ruang Ekspresi Visual

- Photobooth sebagai ruang ekspresi visual, bukan sekadar tempat mengambil foto
- Kolaborasi dengan artis, musisi, influencer, dan kreator digital meningkatkan nilai pengalaman dalam berbagai acara
- Penciptaan standar baru dalam industri photobooth di Indonesia melalui inovasi dan ekosistem visual yang dinamis
Jakarta, IDN Times - Industri photobooth di Indonesia terus berkembang seiring perubahan perilaku konsumen dan tren visual di kalangan anak muda. Di tengah dinamika tersebut, muncul sosok pengusaha muda, Rafif Adhikara, yang memulai perjalanannya dari sebuah proyek sederhana semasa kuliah.
Berawal dari perangkat photobooth yang ia rakit sendiri, usahanya kini tumbuh menjadi jaringan lebih dari 150 cabang di berbagai kota. Perjalanan ini menunjukkan bagaimana inovasi dan kepekaan terhadap tren dapat mendorong perkembangan sebuah usaha kreatif di era digital.
1. Photobooth sebagai ruang ekspresi visual

Sejak merintis, Rafif yang akrab disapa Dika memandang photobooth bukan sekadar tempat mengambil foto, melainkan ruang ekspresi visual yang perlu menyesuaikan diri dengan perubahan gaya hidup dan preferensi generasi masa kini.
Perspektif inilah yang mendorong laju pertumbuhan bisnisnya. Kemampuannya membaca kebutuhan pasar serta memahami evolusi budaya visual menjadi fondasi utama pengembangan usahanya.
"Salah satu langkah yang mendapat perhatian luas adalah kehadiran frame kolaborasi dengan artis, musisi, influencer, hingga kreator digital. Kolaborasi tersebut tidak hanya memberikan variasi tampilan visual, tetapi juga menghubungkan photobooth dengan budaya pop yang tengah digemari," ujar Rafif Adhikara dalam keterangan resminya.
Banyak di antaranya menjadi viral di media sosial, meningkatkan keterlibatan pengguna sekaligus menambah nilai pengalaman dalam berbagai acara seperti konser, festival, brand activation, dan kegiatan komunitas.
2. Kolaborasi sebagai salah satu cara memperkaya identitas visual

Selain mengembangkan sisi estetika, Dika menempatkan masukan pelanggan sebagai bagian penting dalam proses penciptaan produk. Ia secara rutin mengumpulkan insight mengenai gaya foto yang sedang digemari, palet warna yang trending, serta kebutuhan penyelenggara acara. Pendekatan ini memungkinkan bisnisnya bergerak adaptif dan tetap relevan di tengah tren yang cepat berubah.
“Bagi kami, photobooth bukan hanya layanan foto, tetapi pengalaman visual yang dekat dengan budaya anak muda saat ini,” ujarnya.
Dika juga melihat kolaborasi sebagai salah satu cara memperkaya identitas visual sebuah acara. Kehadiran frame khusus mulai dari yang estetik, playful, hingga bertema fandom membuat photobooth menjadi titik yang dicari pengunjung untuk mengabadikan momen dengan cara yang lebih personal.
3. Penciptaan standar baru dalam industri photobooth

Transformasi yang dibangun tidak hanya berfokus pada ekspansi cabang, tetapi juga pada penciptaan standar baru dalam industri photobooth di Indonesia. Melalui berbagai inovasi, ia berupaya membentuk ekosistem visual yang dinamis dan selaras dengan budaya digital generasi muda.
Dengan visi yang terus berkembang, Rafif Adhikara dipandang siap membawa industri photobooth memasuki fase yang lebih kreatif dan berpengaruh, menempatkan photobooth sebagai bagian penting dalam pengalaman berbagai acara di masa mendatang.


















