106 Ribu Pakaian Baru Disalurkan ke Warga Terdampak Banjir Sumatra
- Mendagri Tito mengunjungi lokasi pengungsian dan menyaksikan langsung kondisi warga terdampak banjir di Sumatra.
- Perusahaan garmen memberikan bantuan berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan pengecualian pajak dan bea cukai.
- Penyaluran bantuan pakaian dilakukan secara bertahap, dengan gelombang kedua akan disalurkan pada tanggal 27-28 Desember 2025.
Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, 106 ribu potong pakaian baru akan disalurkan kepada warga terdampak bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatra.
Bantuan tersebut berasal dari perusahaan-perusahaan garmen di Indonesia yang menyatakan kesediaannya membantu para korban bencana. Salah satunya berasal dari Daehan Global di Sukabumi.
“Itu tadinya kan kita berpikir reject, (ternyata) dia memberikan pakaian baru. Pakaian baru jumlahnya 101 ribu. Kemudian yang kedua itu ada satu lagi perusahaan, kalau ini dia tidak memang untuk ekspor, tapi untuk dalam negeri. Dia menyumbang juga 5.000, termasuk di antaranya 2.000 selimut. Jadi, totalnya 106 ribu,” kata Tito dalam keterangan resmi.
1. Mendagri Tito sudah menyaksikan langsung kondisi warga
Tito mengungkapkan, telah mengunjungi sejumlah lokasi pengungsian dan menyaksikan secara langsung kondisi warga, terutama terkait kebutuhan sandang. Banyak warga harus mengungsi hanya dengan pakaian yang dikenakan.
“Sehingga di pengungsian itu banyak yang kekurangan pakaian. Nah, sementara di tempat lain, di Jakarta, di Jawa dan lain-lain, itu banyak perusahaan-perusahaan [garmen],” terang Tito.
2. Perusahaan yang memberikan bantuan berlokasi di KEK
Tito menjelaskan, sebagian perusahaan garmen yang memberikan bantuan berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga pemanfaatan produknya menyesuaikan dengan ketentuan kepabeanan dan perdagangan yang berlaku.
Meski demikian, Tito menegaskan bahwa peraturan perundang-undangan memberikan ruang pengecualian untuk kepentingan penanganan bencana.
“Tapi ada dalam aturan undang-undang ya, bahwa kalau untuk kepentingan bencana, itu boleh. Boleh dan tidak dikenakan pajak, bea cukai, sepanjang ada, satu, permintaan dari instansi pemerintah. Yang kedua, harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan c.q. Ditjen Bea Cukai dan Kementerian Perdagangan,” jelas Tito.
Dari hasil komunikasi dengan sejumlah perusahaan, Mendagri menerima respons yang sangat positif. Setidaknya dua perusahaan langsung menyatakan kesiapan, sementara perusahaan lainnya juga bersedia mengirimkan bantuan.
3. Penyaluran bantuan akan dilakukan bertahap
Tito menjelaskan, penyaluran bantuan pakaian dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan, di antaranya ke Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur dengan alokasi yang telah disesuaikan.
"Setelah itu ada gelombang kedua, kira-kira tanggal 27 sampai 28 (Desember). Gelombang kedua ada dari beberapa perusahaan yang juga akan menyumbangkan,” ungkap Tito.
Lebih lanjut, Mendagri Tito akan mengunjungi lagi wilayah terdampak banjir Sumatra pada Minggu (21/12/2025). Dia akan mengunjungi Sumatra Utara bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait. Akan ada groundbreaking pembangunan 2.600 rumah non-APBD yang berlokasi di Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Tapanuli Utara.
