7 Tragedi Berdarah di Mina, Ada Ratusan Jemaah Haji RI Wafat

Pada Rabu, 23 September 2015, sekitar pukul 07.00 waktu Arab Saudi atau pukul 11.00, sebanyak 453 jemaah haji dilaporkan tewas dan lebih dari 719 orang luka-luka.

Musibah terjadi akibat saling dorong jemaah di area tenda Mina, menuju ke lokasi jumrah aqobah.

Pada bulan yang sama, musibah juga terjadi pada musim haji meski bukan di Mina. Tepatnya 11 September 2015, sebuah crane, ambruk di kawasan Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Saat itu, crane banyak ditemui di Masjidil Haram untuk proyek perluasan masjid.

Sebanyak 107 orang dinyatakan meninggal dunia dan 238 lainnya luka-luka. Di antaranya, 11 WNI masuk dalam daftar korban jiwa.

Pada 2006, lebih dari 340 jemaah meninggal dunia terinjak-injak saat sedang melaksanakan lempar jumrah di Mina, tepatnya pada 12 Januari 2006.

Kejadian bermula saat beberapa koper terjatuh dari sebuah bus, membuat jemaah di sekitarnya terhambat dan tak sedikit jemaah yang berdesak-desakan, sehingga mereka terinjak-injak.

Saat kejadian berlangsung, diperkirakan terdapat dua juta jemaah haji sedang melakukan lempar jumrah.

Tak hanya itu, kejadian berdesak-desakan di Mina kembali memakan korban jiwa pada 2004. Tepatnya pada 1 Februari 2004, sebanyak 244 jemaah haji meninggal dunia di al-Jamarat, Mina.

Ratusan orang lainnya luka-luka dalam insiden pada hari terakhir prosesi haji tersebut. Diketahui, tragedi berdarah terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Tiga tahun sebelumnya, pada 5 Maret 2001, akibat saling dorong dan desak-desakan di Mina, sebanyak 35 jemaah haji juga meninggal karena terinjak-injak. Tragedi terjadi pada hari terakhir proses haji pada tahun itu.

Pada 9 April 1998, sekitar 118 jemaah haji wafat akibat terinjak-injak massa, dua di antaranya jemaah haji asal Indonesia.

Peristiwa ini terjadi di Jamarat dan terjadi karena desak-desakan ketika melempar tiga jumrah, Aqabah, Ula, dan Wustha.

Beberapa yang tak mampu menahan desak-desakan, kemudian terjatuh dari jembatan layang tersebut.

Pada 15 April 1997, sekitar 340 jemaah haji tewas dalam kebakaran di tenda-tenda haji di Mina. Lebih dari 1.500 orang lainnya terluka.

Diketahui, api berasal dari tabung gas yang digunakan memasak, hingga menyebar ke jembatan yang menghubungkan antara Makkah dan Mina.

Kebakaran kian memburuk akibat angin kencang yang bertiup saat kejadian. Kobaran api baru dapat dipadamkan lima jam kemudian.

Akibat insiden berdarah ini, pemerintah Saudi menggunakan tenda anti-api untuk jemaah haji.

Tak hanya itu, musibah di Mina juga terjadi saat jemaah haji ingin melempar jumrah. Sekitar 270 orang tewas terinjak-injak, 6 jemaah di antaranya dari Indonesia.

Penyebabnya diduga ratusan ribu orang sudah tidak peduli instruksi dan petunjuk dari Muthawif (panitia haji). Mereka lalu berdesakan dan berebut melempar jumrah pada Nafar Awal. Tak sedikit yang membawa barang di atas punggung.

Keadaan tidak terkendali, sehingga jemaah jatuh dan tergelincir pada cuaca yang panas saat itu.

Pada 2 Juli 1990, sebanyak 1.426 orang juga tewas dalam musibah di Terowongan Al Mualisin, Haratul Lisan, Mina, di antaranya 643 jemaah Indonesia.

Tragedi diduga terjadi karena jemaah, baik yang akan pergi melempar jumrah maupun yang ingin pulang, berebutan dari dua arah. Sekitar 5 ribu orang terjebak dan berdesak-desakan di terowongan yang saat itu hanya berkapasitas seribu orang.

Keadaan diperparah dengan sistem ventilasi yang rusak, yang membuat panik jemaah yang berada di dalam terowongan.