TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Klarifikasi Pihak Wisma Atlet Soal Curhatan Pasien Isolasi yang Viral

Pasien isolasi itu masuk gelombang pertama Tower 9

Ilustrasi ruang isolasi (Hendra Simanjuntak/IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Pihak Wisma Atlet Kemayoran menanggapi isu yang tersebar atas nama Kunaifi, seorang kandidat doktor asal Belanda yang menjalani karantina di sana dan mengungkapkan keadaan yang tidak layak selama berada di wisma sekaligus rumah sakit darurat khusus penanganan COVID-19 tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, menyampaikan informasi, bahwa Kunaifi beserta keluarganya masuk dalam rombongan gelombang pertama ke Tower 9 Wisma Atlet Pademangan dalam kondisi baru awal dibuka.

"Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (19/05).

Baca Juga: Curhat Pasien Isolasi: Jangan Sampai Wisma Atlet Jadi Pusat Penularan!

1. Jumlah WNI yang ditampung dalam satu hari mencapai 1.000 orang

Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat. (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Dia menjelaskan, kondisi awal Tower 9 Wisma Atlet kala itu memang belum siap secara maksimal. Selain gedung dan fasilitas yang masih terbatas, dia juga mengatakan bahwa petugas TNI, KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) maupun dari instansi terkait juga masih sangat terbatas.

Tower tersebut disiapkan pada 14 Mei 2020 lewat keputusan Presiden Joko "Jokowi" Widodo terkait penyediaan fasilitas bagi repatriasi WNI.

"Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang," ujar dia.

2. Diperuntukkan bagi repatriasi dari ABK hingga mahasiswa

Suasana RS Darurat COVID-19 di Kemayoran (Youtube/Sekretariat Presiden)

Tower 9 ini memang diisi oleh repatriasi yang baru kembali dari luar negeri, baik itu Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga mahasiswa yang terus berdatangan dari Bandara Soekarno Hatta.

Menurut dia, belum sampai seminggu di buka, Tower 9 ini sudah menampung 2.158 orang untuk melakukan dikarantina.

3. Perbaikan sistem dan fasilitas sudah dilaksanakan

Jokowi meninjau RS Darurat COVID-19 di Kemayoran (Youtube/Sekretariat Presiden)

Dia mengklaim bahwa kini kondisi sudah mulai ditangani seiring waktu berjalan. Banyak fasilitas yang secara bertahap sudah dipenuhi sehingga perbaikan sistem dan manajemen bisa semakin baik.

"Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik," ujarnya

Baca Juga: Kena Virus Corona, Warga Tambora Menolak Diisolasi ke RS Wisma Atlet 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya