TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mendagri Tito Tolak Usul KPU Kampanye Pemilu 2024 Digelar 7 Bulan

Tito khawatir masyarakat terdampak polarisasi 

Ketua KPU Ilham Saputra saat melakukan rapat kerja bersama Komisi II DPR, Mendagri Tito Karnavian, Bawaslu, dan DKPP, Kamis (16/9/2021). (youtube.com/Komisi II DPR RI Channel)

Jakarta, IDN Times - Pembahasan mengenai Pemilu 2024 sedang berlangsung. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra, mengusulkan supaya masa kampanye Pemilu 2024 digelar selama tujuh bulan. 

"Usulan KPU kita menambah durasi kampanye dengan menyamakan durasi kampanye pada pelaksanaan Pemilu 2019, yaitu selama 209 hari atau tujuh bulan untuk menghindari potensi tidak tepatnya logistik datang ke TPS," kata Ilham saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI, Senin (6/9/2021).

Baca Juga: KPU Didesak Cari Solusi Agar Tak Ada KPPS 'Gugur' Seperti Pemilu 2019

1. Alasan KPU ingin masa kampanye 7 bulan

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam rapat sebelumnya, masa kampanye yang diusulkan KPU adalah 120 hari atau empat bulan. Kampanye dilakukan dari 23 Oktober 2023 sampai 17 Februari 2024.

Ilham menjelaskan waktu kampanye selama empat bulan tidak cukup untuk menyelesaikan proses pengadaan logistik. Waktu empat bulan menurutnya tak cukup. Bila kampanye dilakukan selama tujuh bulan, KPU bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.

"Proses pengadaan satu bulan, proses pengadaan termasuk potensi penambahan waktu jika ada gagal lelang dua bulan. Kemudian pelaksanaan pekerjaan ini termasuk proses produksi sampai pengiriman kabupaten/kota (selama) tiga bulan, pengelolaan gudang itu 50 hari," kata Ilham.

Baca Juga: KPU Usul Pemilu Digelar 21 Februari 2024, Pilkada 27 November

2. Mendagri tak sepakat kampanye 7 bulan, khawatir polarisasi

Mendagri Tito Karnavian saat melakukan rapat kerja bersama Komisi II DPR, Bawaslu, dan DKPP, Kamis (16/9/2021). (youtube.com/DPR RI)

Dalam rapat itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tak sepakat dengan Ilham. Tito ingin masa kampanye yang diusulkan 7 bulan itu diperpendek. Dia khawatir masyarakat terdampak polarisasi.

"Tujuh bulan pertimbangannya sederhana yaitu pertimbangan pengadaan logistik, tapi dampaknya tujuh bulannya itu kita belajar dari kemarin tahun 2019, pengalaman saya sebagai Kapolri, jujur saja, kasihan melihat bangsa, terpolarisasi demikian selama tujuh bulan," kata Tito.

"Kita ingin agar masa kampanye lebih pendek, sehingga polarisasi atas nama demokrasi fine, tapi faktanya polarisasi itu akan bisa mengakibatkan terjadinya perpecahan dan konflik dan kekerasan yang kita alami," tambah Tito.

Tito mengusulkan agar pelaksanaan kampanye tetap empat bulan. Hal ini sesuai dengan konsinyasi dengan Komisi II, KPU, serta pihak terkait. Mantan Kapolri ini menambahkan, masalah logistik Pemilu 2024 bisa diatasi dengan regulasi khusus.

"Untuk menangani masalah logistiknya perlu dibuat regulasi khusus pengadaan barang dan jasa dengan pendampingan LKPP supaya proses logistiknya cepat," kata Tito.

Baca Juga: KPU Usul Pemerintah Tambah Honor-Perpanjang Masa Kerja Petugas PPS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya