Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dampak Perubahan Iklim, Risiko Banjir di Jakarta Terus Meningkat

Ilustrasi evakuasi korban banjir (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Ilustrasi evakuasi korban banjir (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Jakarta, IDN Times - Risiko banjir di Jakarta akan terus meningkat menyusul perubahan iklim yang terjadi saat ini.

Chairman of Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIKI), Mahawan Karuniasa mengatakan, hal itu bisa terjadi karena permukaan bumi semakin meningkat.

"Terkait perubahan iklim, kondisi Jakarta sekarang pada perubahan itu risiko banjir terutama akan meningkat, karena dengan suhu permukaan bumi yang semakin meningkat, menembus 1,5 derajat celcius, maka cuaca ekstrem meningkat," kata Mahawan, Senin (28/11/2022).

"Dampak cuaca ekstrem itu, Jakarta tanpa perubahan, maka wilayah yang akan tergenang banjir meningkat," lanjut dia.

1. Polusi di Jakarta sumbernya transportasi

Chairman of Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIKI), Mahawan Karuniasa. (Dok. Djarum Foundation)
Chairman of Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIKI), Mahawan Karuniasa. (Dok. Djarum Foundation)

Mahawan mengatakan, polusi udara di Jakarta juga akan terus meningkat menyusul perubahan iklim yang terjadi.

"Terkait polusi udara, emisi, jelas sumbernya adalah transportasi. Jadi tanpa ada perubahan, maka polusi akan terus meningkat," ujar dia.

Dia mengatakan, polusi tersebut juga sangat berdampak pada kesehatan. Apalagi, hasil penelitian juga menunjukkan umur masyarakat Jakarta berkurang hingga 5,5 tahun karena polusi udara.

"Oleh karena itu, transportasi umum harus nomor satu," kata dia.

2. Harus tingkatkan ruang terbuka hijau

Suasana Taman Cattleya. (IDN Times/Aditya Pratama)
Suasana Taman Cattleya. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, ujar dia, keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Salah satunya adalah dengan memperbanyak RTH privat dan vertikal

"Karena kalau kita harus bongkar-bongkar tempat, gedung diganti itu kan mahal mendorong RTH privat dan vertikal karena keterbatasan lahan," ujar Dosen Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) itu.

3. Ambil peluang IKN

Presiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)
Presiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Lebih lanjut, ujar Mahawan, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berbagai dampak perubahan iklim di Jakarta adalah dengan mengambil peluang pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Menurut dia, peluang tersebut harus diambil untuk melakukan restorasi wilayah Jakarta.

"Atau yang radikal, kita mengambil peluang IKN memindahkan Ibu Kota dengan merestorasi Jakarta," ujar dia.

Restorasi di antaranya adalah mengembalikan tempat-tempat sesuai peruntukkannya. Misalnya, tempat yang semula basah seperti rawa agar dikembalikan lagi menjadi rawa.

"Masyarakat juga jangan tinggal di situ karena kalau banjir, nanti tergenang. Mereka harus tinggal di tempat yang mungkin pengembangan vertikal seperti rumah susun (rusun) dan lainnya," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Imigrasi AS Tangkap 475 Warga Korsel di Pabrik Hyundai, Ada Apa?

06 Sep 2025, 22:09 WIBNews