Jakarta, IDN Times - Sejumlah elemen buruh hari ini melakukan unjuk rasa di beberapa titik, dalam rangka memperingati hari buruh internasional atau May Day. Salah satu titik unjuk rasa digelar yakni di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Kawasan itu dekat dengan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Namun, aksi buruh itu tampaknya tak akan terdengar langsung oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Sebab, orang nomor satu di Indonesia itu sedang kunjungan kerja ke sejumlah daerah.
Diketahui, Jokowi berangkat kunjungan kerja pada Selasa (30/4/2024). Mulanya, Jokowi datang ke Banyuwangi, Jawa Timur.
Masih di hari yang sama, Jokowi kemudian bergeser ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada malam harinya, Jokowi makan malam di salah satu warung mi Kota Mataram.
Warga yang berada di sekitar warung mi tak menyangka ada kehadiran Presiden Jokowi.
"Lagi ambil orderan dari ojol. Tadi lihat ramai-ramai _kirain_ ada apa? Ternyata ada Pak Jokowi datang. Tadi sempat lihat di jalan, tapi mungkin rezekinya ketemu di sini alhamdulillah. Tadi coba minta-minta (foto), saya yang dipanggil sama Pak Jokowi, alhamdulillah," ujar driver ojek online, Abi.
Sebelumnya, Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengklaim ratusan ribu buruh akan mengikuti aksi May Day 2024 yang diselenggarakan di sejumlah daerah.
"Sebanyak 200 ribu orang lebih akan mengikuti May Day di seluruh Indonesia, antara lain di Jakarta, Bandung, Serang, Surabaya, Semarang, Batam, Makassar, Banjarmasin, Ternate, Mimika, dan lain sebagainya," kata dia kepada IDN Times, Rabu (30/4/2024).
Said Iqbal menuturkan, aksi May Day 2024 di Jakarta akan dipusatkan di Istana Negara, Jakarta Pusat, mulai pukul 09.30 hingga 12.30 WIB.
"Sebanyak 50 ribu peserta aksi di Istana akan bergerak ke Stadion Madya Senayan, merayakan May Day Fiesta," tutur dia.
Dalam aksi itu, buruh membawa dua tuntutan utama yang diserukan peserta May Day 2024 di seluruh Indonesia.
"Dua tuntutan utama aksi ialah cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja dan Hapus Outsourcing Tolak Upah Murah (Hostum)," jelas Said Iqbal.