Polusi Udara Buruk, Heru Budi Terapkan WFH bagi PNS Pemprov DKI

Polusi udara Jakarta sempat ranking satu terburuk di dunia

Jakarta, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, memaparkan upaya untuk mengurangi polusi udara dengan menerapkan Work From Home (WFH) bagi pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan Heru usai rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko ''Jokowi" Widodo tentang penanganan polusi udara di kawasan Jabodetabek. Ratas itu digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8/2023).

"Kami tadi membahas WFH mengurangi transportasi yang digunakan oleh PNS DKI Jakarta, artinya WFH itu 50 persen-50 persen atau 40 persen-60 persen," ujar Heru dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

Baca Juga: Kurangi Polusi Udara, Jokowi Dorong Kantor di Jabodetabek Kerja Hybrid

1. Kementerian lain diminta lakukan WFH

Polusi Udara Buruk, Heru Budi Terapkan WFH bagi PNS Pemprov DKIIlustrasi Sekolah dari Rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Heru mengatakan, WFH tersebut bertujuan untuk mengurangi aktivitas pegawai Pemprov DKI Jakarta sebagai upaya pengurangan polusi udara di Ibu kota.

"Tadi kami minta juga kementerian lain juga bisa melakukan WFH bersama," imbuhnya.

Baca Juga: Jokowi Beberkan Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek

2. Polusi udara di Jakarta ranking pertama terburuk dunia

Polusi Udara Buruk, Heru Budi Terapkan WFH bagi PNS Pemprov DKIIlustrasi Polusi Udara. (IDN Times/Anata)

Diketahui, kualitas udara di DKI Jakarta sudah menjadi masalah klasik. Bahkan, dalam pekan ini, udara di Jakarta masuk dalam kategori terburuk di dunia. 

Berdasarkan data dari situs IQAi, Jumat (11/8/2024) pukul 08.00 WIB, kualitas udara di Ibu Kota berada pada level yang tidak sehat dengan indeks 177. Pada kondisi ini, Jakarta jadi posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia setelah Kota Dubai, Uni Emirat Arab, yang memiliki indeks 628. 

Kualitas udara di Jakarta juga sempat menduduki peringkat pertama pada Kamis (10/8/2023) pukul 11.34 WIB, dengan 164 AQI US yang menunjukkan indikator udara warna merah alias tidak sehat.  

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sigit Reliantoro, mengatakan, ada beberapa faktor penyebab kualitas udara di Jakarta buruk beberapa waktu terakhir ini.

"Kalau dari siklus, Juni, Juli, Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran di Jakarta, karena dipengaruhi oleh udara dari timur yang kering," ujar Sigit dalam konferensi pers di gedung KLHK, Jumat (11/8/2023).

Baca Juga: Koalisi IBUKOTA: Polusi Udara Langgar Hak Asasi Masyarakat

3. Sumber polusi 44 persen dari transportasi

Polusi Udara Buruk, Heru Budi Terapkan WFH bagi PNS Pemprov DKISuasana tugu Monas yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sigit menerangkan, pihaknya telah melakukan kajian pada 2020 tentangt sumber polusi udara di Jakarta. Dia membeberkan, dari segi bahan bakar sumber emisi itu adalah dari batu bara 00,42 persen, minyak 49 persen, dan gas 51 persen.

"Jika dilihat dari sektor-sektornya, maka transportasi itu 44 persen, industri 31 persen, lalu industri energi manufaktur sebesar 10 persen, kemudian perumahan 14 persen, dan komersial 1 persen," terangnya.

Baca Juga: Polusi Udara di Jakarta Saat Akhir Pekan Ternyata Parah Juga

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya