Ultimatum dari personel kepolisian pada napi terorisme akhirnya berbuah manis pada Kamis (10/5) pagi. Kendati, insiden yang berlangsung selama 36 jam dan memakan enam korban jiwa itu, seluruh tahanan akhirnya menyerahkan diri ke kepolisian.
"Kami berikan warning kepada mereka sampai dengan pagi ini. Jadi sepanjang malam warning sudah disampaikan, dan kemudian alhamudlillah satu sandera anggota Polri Brigadir Iwan Sarjana jam 12 malam itu dilepas oleh mereka, dan besok paginya mereka kemudian keluar menyerahkan diri," tutup Tito.
Kericuhan hingga berujung penyanderaan anggota kepolisian oleh napi teroris di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, berlangsung sejak Selasa (8/5) pukul 19.30 WIB hingga Kamis (10/5) pukul 07.15 WIB. Akibat insiden ini, lima polisi tewas setelah disandera terlebih dahulu oleh narapidana teroris.
Para korban mengalami penyiksaan sadis, karena hasil forensik sebagian besar korban tewas dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya. Kelima polisi yang gugur dalam tugas itu Bripka Denny Setiadi, Ipda Ros Puji, Briptu Fandi Setyo Nugroho, Bripda Syukron Fadli, Brida Wahyu Catur.
Sementara satu polisi yang disandera Bripka Iwan Sarjana, berhasil selamat setelah dibebaskan pada Rabu (9/5) pukul 00.00 WIB. Namun, kondisi Iwan penuh luka memar di tubuhnya dan segera dirawat di Rumah Sakit Polri.
Selain anggota kepolisian, satu napi juga tewas akibat melawan petugas, yakni Abu Ibrahim alias Beny Syamsu asal Pekanbaru. Sebanyak 145 napi teroris yang terlibat kericuhan hari ini langsung dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, dan 10 napi lainnya masih ditahan di Mako Brimob guna pemeriksaan lebih lanjut, karena tidak bersedia menyerahkan diri saat detik-detik akhir drama berdarah ini.