“Pada Agustus 2024, tingkat pengangguran mencapai 6,21 persen atau sekitar 337.099 orang. Angka tersebut turun menjadi 6,05 persen pada Agustus 2025, atau berkurang sebesar 0,16 poin,” kata Ahnas.
Jakarta Job Fest 2025, Buka Akses Kerja hingga ke Luar Negeri

- Tingkat pengangguran di DKI Jakarta turun menjadi 6,05 persen pada Agustus 2025.
- Dinas Tenaga Kerja telah menyelenggarakan 20 kegiatan job fair sejak Februari 2025.
- Sebanyak 700 perusahaan berpartisipasi dengan 2.399 tenaga kerja berhasil ditempatkan.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi kembali menggelar Jakarta Job Festival 2025. Kali ini, bursa kerja tersebut berlangsung pada 13-14 November 2025, pukul 09.00-16.00 WIB, di Balai Kartini.
Mengusung tema “Jakarta Kota Global: Buka Akses, Bangun Karier", acara ini membuka peluang bagi para pencari kerja untuk meraih karier impian. Job fair ini sekaligus menjadi puncak acara dari rangkaian kegiatan bursa kerja yang telah diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta sejak Februari 2025. Secara total, tahun ini tersedia lebih dari 12 ribu lowongan kerja dari berbagai sektor industri.
1. Penurunan tingkat pengangguran di DKI Jakarta

Direktur Jenderal Penempatan pada Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Ahnas menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Ibu Kota mengalami penurunan.
Ia pun memaparkan bahwa sejak Februari 2025, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) telah menyelenggarakan 20 kegiatan job fair, mulai dari job fair tingkat kota, bursa kerja khusus, job fair goes to campus, hingga job fair untuk penyandang disabilitas.
“Dari total kegiatan tersebut, 700 perusahaan telah berpartisipasi dengan 2.399 tenaga kerja berhasil ditempatkan. Pada 3 November 2025, kami juga menggelar Job Fair Upskilling Disabilitas, yang berhasil menempatkan tenaga kerja dari kelompok disabilitas netra dan fisik,” tambah Ahnas.
2. Jakarta siap bersaing di pasar kerja global

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menekankan pentingnya menyiapkan sumber daya manusia Jakarta agar mampu bersaing di tingkat internasional. Menurutnya, peluang kerja di luar negeri terbuka sangat lebar, terutama dari negara seperti Jepang.
“Kami di DKI pernah dikunjungi pihak Jepang. Mereka setiap tahun membutuhkan sekitar 750 ribu tenaga kerja. Karena itu, saya sudah perintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk menambahkan pelajaran bahasa di sekolah-sekolah, terutama di SMK, sekolah perawatan, dan sekolah kesehatan,” ujarnya.
Bahasa menjadi fokus utama, karena selama ini kemampuan bahasa asing dianggap sebagai hambatan utama bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
“Tahun depan, bahasa asing akan menjadi pilihan dalam kurikulum. Anak-anak bisa belajar bahasa Jepang, Inggris, Mandarin, atau Arab. Dunia sedang bergerak mencari tenaga kerja, dan kita harus siap,” tegasnya.
3. Hadirkan kesetaraan kesempatan kerja

Selain itu, Rano juga menyoroti pentingnya pelatihan melalui Akademi Transjakarta, yang tidak hanya menyiapkan pengemudi di Ibu Kota, tetapi juga membuka peluang kerja ke luar negeri.
“Transjakarta akan membuka seribu lowongan untuk sopir melalui Akademi Transjakarta. Akademi ini juga menyiapkan tenaga kerja untuk kebutuhan luar negeri. Jepang, misalnya, sangat membutuhkan banyak pengemudi bus dan truk karena tenaga kerja di sana sudah berusia lanjut,” ujarnya.
Rano juga menegaskan komitmen Pemprov DKI untuk menghadirkan kesetaraan kesempatan kerja, termasuk bagi penyandang disabilitas. Ia mengapresiasi inisiatif job fair khusus disabilitas yang telah berhasil menempatkan sekitar 150 tenaga kerja disabilitas di sejumlah BUMD Jakarta.
“Kesetaraan di Jakarta sudah mulai berjalan. Kita akan terus menekan angka pengangguran. Saat ini sekitar 6,5 persen atau 330 ribu orang. Semoga dengan Jakarta Job Festival 2025 ini, semakin banyak warga Jakarta mendapatkan pekerjaan, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Rano. (WEB)



















