KSAD Maruli Apresiasi Media: Harus Kompak Tangani Bencana Sumatra

- Pengerjaan infrastruktur dilakukan tiga sif, dengan 44 jembatan bailey dalam penanganan.
- Kecam aksi sabotase baut jembatan yang membahayakan nyawa masyarakat.
- Minta bantuan media jelaskan soal perbedaan Hunian Sementara (Huntara) dan Hunian Tetap (Huntap) untuk mempercepat pemulihan.
Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, menyampaikan apresiasi kepada media massa atas dukungan pemberitaan dalam penanganan bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Maruli menekankan pentingnya kekompakan seluruh elemen, termasuk media, dalam mempercepat pemulihan daerah terdampak bencana.
"Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media. Luar biasa dukungannya terhadap kami, berita-berita sangat baik. Saya ingin sedikit ya apa kata-katanya, mengingatkan supaya dalam kondisi ini kita harus kompak, bernegara kita harus kompak," ujar Maruli dalam konferensi pers penanganan bencana Sumatra di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12/2025).
1. Pengerjaan infrastruktur dilakukan tiga sif

Dalam kesempatan itu, Maruli menyampaikan, aparat gabungan bersama warga bekerja tanpa henti untuk membangun jembatan bailey. Personel TNI AD di lapangan dibagi ke dalam tiga sif: pagi, siang, dan malam, agar pembangunan jembatan segera selesai.
"Untuk mempercepat pekerjaan ini, kita lakukan tiga sif. Kalau tidak bekerja seperti ini, saya kira tidak akan mencapai target yang kita dapatkan pada hari ini," kata dia.
Hingga saat ini, tercatat ada 44 jembatan bailey yang masuk daftar penanganan. Sebanyak 12 jembatan telah selesai dibangun, 15 unit dalam perjalanan, dan enam lainnya sedang dalam proses pemasangan.
Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan sedang mengupayakan pengadaan 100 jembatan bailey tambahan dari luar negeri, untuk mendukung pemulihan di berbagai wilayah.
2. Kecam aksi sabotase baut jembatan

Di tengah upaya pemulihan, Maruli mengungkapkan adanya temuan yang memprihatinkan terkait kondisi jembatan bailey yang baru dibangun. Ia menyebut terdapat orang tak dikenal (OTK), yang mencoba melakukan sabotase dengan membongkar baut-baut jembatan bailey yang baru dipasang.
"Dua hari yang lalu, dibongkar baut-bautnya. Kami juga tidak menyangka ada orang sebiadab ini. Masyarakat sedang bencana, tapi baut-bautnya dibongkar," ucap dia..
Maruli menyayangkan tindakan tersebut, karena sangat membahayakan nyawa masyarakat yang melintas. Ia meminta semua pihak tetap kompak dan tidak mengorbankan kepentingan rakyat demi motif tertentu yang menyasar pemerintah.
3. Minta bantuan media jelaskan soal hunian

Mengenai pembangunan tempat tinggal, KSAD meminta bantuan media untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait perbedaan Hunian Sementara (Huntara) dan Hunian Tetap (Huntap). Menurutnya, masyarakat perlu memahami, pembangunan huntap membutuhkan beberapa waktu.
Pemerintah mengutamakan pembangunan huntara agar dalam waktu satu bulan warga terdampak sudah bisa menempati rumah yang layak. Maruli meyakini, dengan penjelasan yang tepat dari media, masyarakat akan lebih tenang dan memahami langkah-langkah yang diambil pemerintah.
"Jika ini dibantu oleh media, saya meyakini bisa mempercepat masyarakat untuk mengerti. Langkah-langkah ini adalah hasil evaluasi rapat pemerintah untuk mendapatkan yang terbaik," ujar Maruli.

















