Jokowi Diberi Sambutan Unik Ala Raja Korea oleh Presiden Korsel

10 Sep 2018, 16:30 WIB

(Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae-In ketika mengikuti upacara penyambutan) ANTARA FOTO/Jeon Heon-kyun/pool

Jakarta, IDN Times - Hubungan Indonesia - Korea Selatan yang memasuki usia 45 tahun terlihat semakin solid. Lihat saja penyambutan yang diberikan oleh Presiden Korsel, Moon Jae-In pada Senin (10/9).

Jokowi dan Ibu Iriana disambut di Istana Changdeok-gung. Ini merupakan kali pertama seorang pemimpin negara disambut di Istana yang didirikan sekitar tahun 1.400an itu.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tiba di Istana sekitar pukul 10:30 waktu setempat. Upacara penyambutan dilakukan secara militer, kemudian lagu kebangsaan kedua negara dinyanyikan.

Tarian tradisional Korea digelar untuk menyambut kedatangan Jokowi. Usai penyambutan di pelataran utama, kedua pemimpin kemudian masuk ke bangunan Istana untuk minum teh bersama.

Kedua pemimpin kemudian bergeser ke Istana Kepresidenan yang kerap disebut "Blue House". Di sini, kedua pemimpin kemudian menggelar pertemuan bilateral. Kira-kira apa saja ya yang dibahas di sana?

1. Indonesia dan Korsel sepakat untuk terus memperkuat hubungan bilateral

(Presiden Jokowi berdiri di samping Presiden Korsel, Moon Jae-in) www.twitter.com/@pramonoanung

Dalam pernyataan bersama yang disampaikan oleh Jokowi dan Moon, keduanya kompak mengatakan bersedia memperkuat hubungan kedua negara. Jokowi bahkan berjanji akan ada perubahan yang signifikan dari kerjasama Indonesia-Korsel.

Apalagi negeri ginseng diakui oleh Jokowi sebagai investor ketiga terbesar di Indonesia. Jumlah perusahaan Korsel pun juga banyak yang beroperasi di Tanah Air.

"Perusahaan Korea beroperasi di Indonesia sudah selama bertahun-tahun dan mempekerjakan 900 ribu tenaga kerja," ujar Jokowi seperti dikutip kantor berita Antara pada Senin (10/9).

Investasi Korsel antara lain dibenamkan di bidang baja, besi, petrokimia dan aluminium.

Sementara, di bawah kepemimpinan Moon, Negeri Ginseng telah menyampaikan arah kebijakan baru Korsel yakni memperkuat hubungan dengan seluruh negara di kawasan Asia Tenggara dan India.

"Kedua pemimpin melakukan evaluasi kerjasama di antara kedua negara di bidang infrastruktur, termasuk jalur kereta ringan dan generasi tenaga listrik hidroelektrik, dan industri kunci seperti baja dan industri petrokimia," kata perwakilan Istana Kepresidenan Korsel dan dikutip harian Yonhap.

Ada pula kerjasama di bidang pembangunan jalur kereta api, pembangunan real estate, dan sistem transportasi pintar. Keinginan Korsel ini tidak main-main, karena mereka mengincar untuk melipatgandakan nilai perdagangan ke angka lebih dari US$ 200 miliar hingga tahun 2020 mendatang.

2. Korsel berharap Indonesia tetap mendorong agar Korut melucuti senjata nuklirnya

(Presiden Jokowi berjalan didampingi Presiden Moon Jae-In) ANTARA FOTO/Jeon Heon-kyun/pool

Menurut perwakilan Istana Kepresidenan Korsel, Presiden Moon juga berharap agar Indonesia terus mendukung upaya pelucutan senjata nuklir milik Korea Utara. Hal ini lantaran di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un, Korut lebih aktif melakukan uji coba senjata nuklirnya.

3. Indonesia dan Korea Selatan menandatangani kerja sama di bidang imigrasi

Sumber: goal.or.kr

Dalam kunjungannya ke Korsel, ada 10 nota kesepahaman antar swasta yang diteken dan nilainya diprediksi mencapai US$ 1 miliar. Ada pula kerjasama yang diteken oleh Menteri dari kedua negara di enam bidang. Salah satunya mengenai kerja sama di bidang imigrasi.

"Dengan adanya kerjasama itu, warga Indonesia bisa memperoleh kemudahan ketika akan melancong ke Korea Selatan," demikian isi keterangan tertulis tersebut.

Ditilik ke belakang, Jokowi menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara pertama yang berkunjung ke Korea di bawah kepemimpinan Moon.