Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi di pembukaan Rakernas LDII (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menegaskan, dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tidak akan pernah surut. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Jakarta Timur.

"Tetap dukungan kita terhadap Palestina tidak akan surut," ujar Jokowi, Selasa (7/11/2023).

1. Jokowi Puji pidato Menlu Retno di Dewan Keamanan Perserikatan

Presiden Jokowi di pembukaan Rakernas LDII (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Jokowi memuji pidato Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi yang menyuarakan kondisi Palestina di Dewan Keamanan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, pidato Retno 'galak' menentang serangan Israel terhadap Palestina.

"Coba bapak, ibu lihat Menteri Luar Negeri Bu Retno Marsudi waktu di Dewan Keamanan PBB, paling lantang, paling keras dan paling menentang. Saya juga heran ini, Bu Menlu kita ini, orangnya halus tapi kok di Dewan Keamanan galak banget," kata dia.

2. Menlu Retno suarakan kondisi Palestina di PBB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (IDN Times/Restu Rahmah Putri)

Sebelumnya, Menlu Retno berpidato menyampaikan kondisi Palestina di debat terbuka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal situasi di Timur Tengah.

"Selain berbicara di pertemuan mengenai Palestina di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, saya juga akan bicara di Debat Terbuka DK PBB soal isu perempuan, perdamaian dan keamanan serta melakukan pertemuan dengan berbagai menteri luar negeri negara sahabat yang hadir di New York," tulis Retno di akun Instagram @retno_marsudi, Selasa (24/10/2023).

3. Retno juga kritik Dewan Keamanan PBB tak jalankan fungsinya

Menlu Retno Marsudi pidato di UNGA. (dok. Kemlu RI)

Retno juga mengkritik Dewan Keamanan PBB tak menjalankan fungsinya terkait kondisi Palestina. Hal ini ditekankan Retno ketika menghadiri pertemuan darurat Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, kemarin.

“Mengingat DK PBB tidak mampu menjalankan fungsinya, maka untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih kuat OKI harus mendesak Majelis Umum PBB untuk mengadakan emergency session (sesi darurat),” tegas Retno, dalam keterangannya, Jumat (20/10/2023).

Editorial Team