Kesenjangan Gender Buat Kontribusi Perempuan Indonesia Belum Optimal

Saat pandemik banyak perempuan alami beban ganda

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan, kondisi kesenjangan gender di tengah masyarakat menyebabkan potensi perempuan untuk berkontribusi dalam pembangunan belum optimal.

Kedaaan tersebut diperparah dengan pandemik COVID-19 yang menyebabkan ketimpangan terjadi dan semakin terasa berat bagi perempuan.

“Ketimpangan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat hasil pembangunan antara perempuan dan laki-laki masih terlihat jelas dari berbagai indeks dan data. Hal tersebut terlihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang menunjukkan adanya ketimpangan perempuan dan laki-laki,” ungkap Menteri PPPA dalam acara UN Women WeEmpower Asia: Gender Responsive Business Forum sekaligus Launching and Handover Guidelines of Gender Responsive Business, dilansir Rabu (29/6/2022).

1. Negara harus punya peran pada kemajuan perempuan

Kesenjangan Gender Buat Kontribusi Perempuan Indonesia Belum OptimalMenteri PPPA Bintang Puspayoga (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Menurut Bintang, kesenjangan gender di Indonesia bukan disebabkan adanya perbedaan perempuan dan laki-laki dalam hal pendidikan dan keterampilan. Kondisi tersebut muncul karena pembagian peran yang diyakini dapat dilakukan oleh perempuan atau laki-laki dibedakan. Akibatnya, hal itu pun memicu diskriminasi.

Lewat Gender Responsive Business Forum, Bintang menyampaikan apresiasi kepada UN Women, European Union, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), serta International Labour Organization (ILO) yang berkontribusi dalam penyusunan panduan sebagai komitmen bersama dalam peningkatan kesetaraan gender di lingkungan kerja.

“Kesetaraan gender tidak hanya sebagai hak dasar manusia. Negara harus terus berkomitmen untuk memberikan peran yang luas kepada perempuan dalam rangka berinvestasi demi masa depan bangsa. Mari himpun kekuatan dan tatap satu tujuan bersama, yaitu dunia yang setara bagi perempuan dan laki-laki. Perempuan kuat, mandiri dan berdaya untuk kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata dia.

Baca Juga: Ini Cara Kemen PPPA Cegah Masalah Perempuan dan Anak di Desa

Baca Juga: Kemen PPPA: 1 dari 11 Anak Perempuan di RI Mengalami Kekerasan Seksual

2. Kerja sama berbagai pihak, upaya ciptakan Indonesia ramah perempuan

Kesenjangan Gender Buat Kontribusi Perempuan Indonesia Belum OptimalIlustrasi pekerja pabrik. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Bintang mengatakan, kerja bersama sebagai upaya mengurangi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki harus terus dilakukan untuk mewujudkan Indonesia ramah perempuan.

Sejumah upaya juga telah dan terus dilakukan Kemen PPPA bersama mitra dan stakeholder dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.

Mulai dari pelaksanaan G20 Empower, program unggulan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), program We Empower Asia (WEA), dan sebagainya

3. Kesenjangan gender masih jadi masalah

Kesenjangan Gender Buat Kontribusi Perempuan Indonesia Belum OptimalMenteri PPPA Bintang Puspayoga dalam acara UN Women WeEmpower Asia: Gender Responsive Business Forum sekaligus Lauching and Handover Guidelines of Gender Responsive Business, Rabu (28/6/2022) (dok. KemenPPPA)

Lebih lanjut, UN Women Representative and Liaison to ASEAN, Jamshed M. Kazi mengungkapkan, terlepas dari kemajuan yang telah dicapai secara global untuk kesetaraan gender selama beberapa dekade terakhir, tidak bisa dipungkiri bahwa pencapaian tersebut belum merata dan cepat.

Dia mengatakan, kesetaraan gender masih menjadi masalah global, khususnya kesenjangan dan permasalahan yang dihadapi perempuan. Kondisi ini juga diperburuk oleh kekerasan berbasis gender dan masih banyaknya perempuan yang memiliki beban ganda akibat pandemik COVID-19.

Dalam pelaksanaannya, UN Women didukung dan didanai oleh Uni Eropa menjalankan program We Empower Asia di tujuh negara Asia, termasuk Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendorong kepemimpinan dan partisipasi perempuan dalam dunia bisnis.

Dalam acara tersebut juga dilaksanakan peluncuran sekaligus penyerahan tiga panduan Guidelines of Gender Responsive Business.

Baca Juga: Bayi Tewas Dianiaya Ibu, Kemen PPPA: Perlu Siap Mental Jadi Orangtua 

Baca Juga: Kemen PPPA: 86 Persen Wirausaha Perempuan Terdampak Negatif COVID-19 

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya