Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Intinya sih...

  • Menteri Agama memperkenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak, 8 program prioritas untuk menyelesaikan Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden dan Wapres.
  • Kemenag akan meningkatkan kerukunan umat beragama, penguatan ekoteologi, layanan keagamaan berdampak, digitalisasi tata kelola, dan pelestarian lingkungan.
  • Kemenag akan mengintensifkan diklat berbasis kesadaran lingkungan, penguatan layanan keagamaan di wilayah 3T, akselerasi akreditasi unggul pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), serta pemguatan kualitas literasi keagamaan berbasis budaya digital dan media sosial.

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memperkenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak, atau delapan program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) berdampak.

Menag mengungkapkan program-progam terpilih ini merupakan langkah konkret Kemenag menyelesaikan Asta Cita serta 17 program prioritas yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.

“Asta Protas ini berisi delapan program besar, yang output-nya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat, serta berkontribusi terhadap penyelesaian Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden dan Wapres. Ini insyaallah akan kita kerjakan selama periode 2025 sampai 2029,” tutur Menag saat memperkenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Delapan program prioritas Kemenag antara lain Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; Penguatan Ekoteologi; Layanan Keagamaan Berdampak; Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; Pemberdayaan Pesantren; Pemberdayaan Ekonomi Umat; Sukses Haji; dan Digitalisasi Tata Kelola.

1. Meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyerahkan bantuan sosial kepada salah satu penyandang disabilitas di Sentra Paramita Mataram, Senin (9/12/2024). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ada lima hal penting yang dilakukan, antara lain adalah upaya peningkatan kualitas kerukunan, penguatan moderasi beragama pengembangan dan insersi kurikulum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan. Pemberdayaan dan pemeliharaan rumah ibadah terus dilakukan, diiringi penguatan pembinaan umat.

"Regulasi kerukunan umat beragama akan kita perkuat, termasuk penguatan peran KUA untuk mendeteksi dini potensi konflik berdimensi keagamaan. Kita akan lakukan pengembangan dan insersi kurikukum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan di lembaga pendidikan dan kediklatan binaan Kemenag," kata Menag.

2. Penguatan ekologi

Krisis iklim menjadi isu global. Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan. Itu harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi. Agama kaya akan nilai pelestarian lingkungan. Dalam Islam ada konsep khilafah yang harus dipahami manusia sebagai pelestari alam raya. Ada ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, dan Laudato Si' dalam Katolik.

Terkait hal ini, Kemenag akan menginisiasi upaya pelestarian lingkungan di lembaga pendidikan agama dan lembaga keagamaan. Misalnya dengan penanaman satu juta pohon, penggalangan wakaf pohon dari calon pengantin, dan lainnya.

"Kita akan terapkan green building untuk sarana prasana pendidikan agama dan keagamaan. Konsep ini baik terkait penggunaan sumber daya berkelanjutan, pengelolaan air dan limbah, hingga efisiensi energi," kata Menag.

Kemenag juga akan mengintensifkan diklat berbasis kesadaran lingkungan secara kolaboratif, melibatkan tokoh agama dan masyarakat.

3. Layanan keagamaan berdampak

Dai dan qari asal kampus Al-Azhar di Kairo, Mesir, diagendakan berkeliling sulsel untuk mengisi ceramah dan memimpin salat tarawih selama Ramadan tahun ini. (Dok. Istimewa)

Kemenag harus hadir di setiap problem keagamaan umat. Karena itu, relevansi program menjadi penting agar ada dampak yang dirasakan langsung. Hal ini antara lain akan dilakukan melalui penguatan Bimbingan Perkawinan, Pengarusutamaan Keluarga Maslahat, Pembangunan KUA Inklusif dan Ramah.

"Kita juga akan lakukan penguatan layanan keagamaan di wilayah 3T. Kemenag juga akan siapkan bantuan kitab suci dan bahan bacaan keagamaan ramah difabel untuk menguatkan literasi keagamaan umat," ujar Menag.

4. Mewujudkan pendidikan unggul, ramah dan terintegrasi

Bagian tugas Kemenag adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Menag bersyukur lembaga pendidikan agama dan keagamaan makin kompetitif.

"Ke depan kita akan kembangkan agar lebih unggul lagi, terintegrasi dalam sistem, terdigitalisasi, relevan, serta didukung SDM berkualitas dan sarana prasarana yang memadai dan inklusif," kata Menag.

"Kita juga akan selesaikan PPG Guru Dalam Jabatan, insya Allah dalam dua tahun ke depan. Jika guru tersertifikasi, harapannya akan lebih profesional. Kesejahteraan juga bisa ditingkatkan melalui tunjangan profesi," sambungnya.

Kemenag ke depan juga akan melakukan akselerasi akreditasi unggul pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), serta pemguatan kualitas literasi keagamaan berbasis budaya digital dan media sosial.

"Kemenag juga akan berikan beasiswa pendidkan, baik melalui skema Kartu Indonesia Pintar maupun Beasiswa Indonesia Bangkit," ujarnya.

5. Pemberdayaan pesantren

Diperlukan keteguhan hati yang kuat untuk bisa mengikuti pesantren kilat di bulan Ramadan, Senin (3/3/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pesantren berkontribusi, sejak sebelum Indonesia merdeka. Lahirnya Undang-Undang Pesantren menjadi momentum rekognisi dan afirmasi.

"Kemenag terus komitmen kembangkan pesantren sebagai tempat pembelajaran yang aman, ramah anak, dan inklusif. Bahkan, pesantren selama ini terbukti ikut menopang pertumbuhan ekonomi umat," kata Menag.

Kemenag, kata Nasaruddin, akan menguatkan kemandirian pesantren melalui pemberiam bantuan inkubasi bisnis. "Kita harap jumlah Badan Usaha Milik Pesantren akan terus bertambah. Kita harap bisa sampai 5.000," sebut Menag.

"Kita juga akan mendirikan pesantren internasional serta melakukan penguatan kualitas dan rekognisi bagi lulusan pesantren. Kita saat ini juga sedang menggodok pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren," sambungnya.

6. Pemberdayaan Ekonomi Umat

Masyarakat Indonesia dikenal religius dan peduli. Karenanya, potensi dana sosial keagamaan Indonesia mencapai ratusan triliun. Zakat misalnya, potensinya mencapai Rp327 triliun, tetapi yang terhimpun baru sekitar Rp41 triliun.

"Kita akan lakukan penguatan tata kelola untuk optimalisasi peran dana sosial keagamaan. Penghimpunan dana sosial harus maksimal dan distribusinya tepat sasaran sehingga berdampak pada pemberdayaan ekonomi umat," kata Menag.

Kemenag juga akan melakukan penguatan regulasi tata kelola dana sosial keagamaan, serta integrasi data pemanfaatan dana sosial keagamaan berbasis wilayah atau komunitas.

7. Sukses haji

Suasana Jabal Rahmah jelang Wukuf di Arafah, Sabtu (15/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Haji 2025 kemungkinan menjadi haji terakhir dikelola Kemenag. Karena itu, Kemenag harus memberikan legacy terbaik.

"Kita upayakan jemaah tersenyum di awal, saat persiapan, senyum di tengah saat menjalankan ibadah haji, dan senyum di akhir usai berhaji. Semoga semua mabrur," ujar Menag

Kemenag telah menyelesaikan buku manasik haji. Substansinya tidak hanya fiqih, tetapi juga tasawuf.

"Kita akan terus lakukan penguatan ekosistem ekonomi haji. Insyaallah ekspor bahan makanan nusantara dan kepetluan jemaah akan meningkat. Kita akan kembali teraplkan skema murur dan juga tanazul secara lebih sistematis," ujar Menag.

Terobosan Kemenag tahun ini adalah transparan daftar nama jemaah haji, baik reguler maupun khusus.

8. Digitalisasi tata kelola

Digitalisasi adalah kunci untuk layanan keagamaan yang murah, mudah, efisien dan transparan. Kemenag ingin digitalisasi di semua layanan. Beragam informasi disajikan dalam satu layanan data.

"Mengapa satu layanan data ini menjadi penting? karena dari tata kelola data yang akurat, kita dapat melakukan berbagai intervensi kebijakan dengan tepat dan transparan. Ini jadi prioritas kami," ujar Menag.

Berbagai sistem informasi diintegrasikan dalam satu aplikasi. Sistem pengembangan SDM juga berbasis digital agar bisa diikuti secara masif oleh stakeholders Kemenag.

"Kemenag terapkan manajemen talenta, sistem merit, dan reformasi birokrasi," kata Menag.
 

Editorial Team