Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyesalkan terjadinya aksi bom yang terjadi di Surabaya, Minggu (13/5) pagi. Terlebih aksi itu dilakukan berdekatan dengan hari besar umat Kristen dan hanya beberapa hari sebelum bulan suci Ramadan. 

Tiga gereja di Surabaya yang dibom dua di antaranya adalah gereja Kristen, yaitu Gereja Kristen Indonesia Surabaya dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Sedang satu lainnya gereja Katolik,  yaitu: Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya.

1. Bertentangan dengan nilai agama

Default Image IDN

Menurut Menag, tindakan teror bertentangan dengan nilai agama. Menag menyebut tidak ada ajaran agama apapun yang mengajarkan terorisme.

"Pelaku aksi bom itu adalah orang-orang yang tidak memegangi nilai-nilai agama karena tidak ada agama manapun yang ajarkan aksi terorisme" kata Menag di Jakarta,  Minggu (13/5). 

2. Jangan sebarkan foto peristiwa bom

Default Image IDN

Menag Lukman mengimbau agar berkomunikasi secara etis di media sosial. Caranya, tidak menyebarkan foto-foto memilukan yang bisa menjadi teror tersendiri.

"Jangan mengomentari aksi ini dengan perdebatan yang memicu konflik. Sebaliknya, mari saling menguatkan sesama anak bangsa yang ingin Indonesia aman dan damai," ajaknya.

3. Masyarakat harus tenang dan tetap waspada

Default Image IDN

Menag Lukman menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah ini pada aparat. Menag minta masyarakat tetap tenang dan bersikap positif.

"Tetap tenang dan tidak panik karena kepanikan itulah yang diharapkan pelaku. Mari bersama-sama meningkatkan kewaspadaan lingkungan agar tidak ada ruang bagi teroris untuk melakukan aksinya," tutur Menag.

 

 

Editorial Team