Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-06-26 at 08.35.11.jpeg
Menko PMK Pratikno saat menyampaikan materi pada Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu (25/6/2025) (Dok. kemenkopmk)

Intinya sih...

  • Pembangunan harus mempertimbangkan risiko bencana alam

  • Ancaman perubahan iklim perlu diantisipasi untuk mengurangi dampaknya terhadap sektor pertanian dan kesehatan masyarakat

Jakarta, IDN Times – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menekankan pentingnya seluruh pemangku kebijakan, terutama pemerintah daerah (pemda) untuk menyusun pembangunan yang berfokus pada pengurangan risiko bencana. 

Menurut Pratikno, pembangunan seharusnya berperan sebagai upaya dalam meningkatkan ketahanan wilayah terhadap ancaman potensi bencana, bukan justru menimbulkan risiko baru. Pratikno mengungkapkan, perlunya perencanaan yang cermat dalam setiap kegiatan pembangunan agar tidak menambah tingkat kerentanan masyarakat terhadap bencana alam, khususnya bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di Indonesia. 

“Satu isu penting yang kami mohon untuk menjadi perhatian adalah pencegahan bencana, bagaimana kita resilien terhadap bencana,” ujar Pratikno saat memberikan materi dalam retreat kepala daerah gelombang II di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dikutip Kamis (26/6/2025).


1. Pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan risiko

Ilustrasi Infrastruktur jalan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia menjelaskan, pembangunan harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh sembarangan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan serta risiko bencana yang mungkin terjadi. 

“Pembangunan itu harus dirancang untuk mengurangi bencana, bukan untuk menambah bencana. Kalau ada pembangunan yang menambah bencana, berarti ada masalah dalam perencanaan dan di pembangunan itu sendiri,” kata Pratikno.

Sebagai contoh nyata, Pratikno menyoroti pembangunan infrastruktur jalan yang sering kali menjadi pemicu banjir akibat kurangnya sistem drainase yang memadai atau karena menutup saluran air yang sudah ada. 

“Jangan sampai membangun jalan malah menimbulkan bencana banjir. Ini tidak boleh terjadi. Kita harus pastikan pembangunan memperkuat wilayah, bukan melemahkan,” ujar dia.


2. Ancaman perubahan iklim perlu diantisipasi

Sejumlah motor milik warga mogok saat berusaha menerjang banjir di kawasan Jalan MT Haryono Balikpapan, Kamis (19/6/2025). (IDN Times/Erik Alfian)

Selain itu, Pratikno juga menekankan, mayoritas bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan kekeringan.

Kondisi ini semakin diperburuk oleh dampak perubahan iklim yang menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu sehingga memberikan dampak terhadap berbagai sektor, khususnya pertanian dan kesehatan masyarakat. 

“Perubahan iklim ini mempunyai implikasi yang luar biasa terhadap bencana, terutama pada sektor pertanian yang mengganggu produksi pangan. Bahkan juga berdampak terhadap meningkatnya penyakit,” kata dia.


3. Kepala daerah diminta aktif bangun ketahanan wilayah

Menko PMK RI, Pratikno saat meresmikan Sentra Layanan Universitas Terbuka berbasis pesantren, Sabtu (17/5/2025). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Pratikno mengajak seluruh kepala daerah untuk berperan aktif dalam membangun sistem ketahanan wilayah yang mampu beradaptasi terhadap bencana dan perubahan iklim.

Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan dan tangguh terhadap ancaman bencana. 

"Oleh karena itu, mohon bapak/ibu kepala daerah menyampaikan kepada Bappeda dan seluruh aparat, menempatkan pencegahan bencana menjadi faktor penting dalam pembangunan yang berkelanjutan," ucap dia.


Editorial Team