Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Amirul Haj Indonesia Tahun 1446 H/2025 M, Menteri Agama Nasaruddin Umar, tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Kamis (29/5/2025) malam. (Dok. Kemenag)
Amirul Haj Indonesia Tahun 1446 H/2025 M, Menteri Agama Nasaruddin Umar, tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Kamis (29/5/2025) malam. (Dok. Kemenag)

Intinya sih...

  • Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi fokus memantau layanan jemaah haji perempuan, yang jumlahnya lebih banyak dari laki-laki (55 persen).
  • Kebutuhan khusus jemaah haji perempuan seperti rasio petugas pembimbing minim dan fasilitas toilet khusus perempuan harus diperbanyak.
  • Pentingnya penambahan konsultan ibadah perempuan dalam tim Musytasyar Dini serta penyelenggaraan haji yang semakin ramah perempuan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makkah, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengemban amanah penting tahun ini sebagai bagian dari Tim Amirulhaj Indonesia.

Menteri yang akrab disapa Arifah itu mengatakan fokus utama pihaknya adalah memantau langsung layanan yang diterima calon jemaah haji perempuan.

“Tugas saya yang paling utama adalah bagaimana memantau dan melihat layanan yang diterima oleh jemaah perempuan. Saat ini jumlah jemaah perempuan lebih banyak dari jemaah laki-laki (55 persen),” ujarnya, usai melaksanakan umrah bersama Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, di Masjidil Haram, Sabtu (31/5/2025) dini hari.

1. Minta jumlah toilet untuk jemaah perempuan diperbanyak

Jelang puncak haji, Arafah, Muzdalifah dan Mina mulai melakukan persiapan. (Media Center Haji)

Arifah yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU mengatakan, dengan komposisi haji mayoritas perempuan ini, ada kebutuhan khusus yang wajib diperhatikan. Salah satunya adalah rasio petugas pembimbing perempuan yang masih minim dibandingkan petugas laki-laki.

“Padahal jumlah jemaah perempuan lebih banyak,” tegasnya.

Selain soal jumlah pembimbing, ia juga menyoroti masalah sanitasi. Menurutnya, durasi penggunaan toilet perempuan secara alami lebih lama dibanding laki-laki. Karena itu, ketersediaan fasilitas toilet khusus perempuan harus diperbanyak.

2. Tim Musytasyar Dini perempuan perlu diperbanyak

Jemaah haji saat hendak melakukan umrah (Media Center Haji/Rochmanudin)

Tak hanya itu, Arifah juga mencatat pentingnya peran konsultan ibadah perempuan dalam tim Musytasyar Dini.

“Kalau tidak salah, yang perempuan jumlahnya hanya dua. Mudah-mudahan di tahun berikutnya setelah kita melihat realisasi di lapangan, jumlah Musytasyar Dini perempuan juga ditambah,” katanya.

3. Layanan terbaik khususnya untuk jemaah perempuan

Rombongan Amirulhaj yang dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar langsung melaksanakan umrah wajib, setibanya di Makkah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025) pukul 24.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Beberapa jemaah ajak foto bareng Menag. (Media Center Haji)

Arifah mengungkap, pesan dari Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan melalui Menag Nasaruddin Umar adalah jelas, memberikan layanan terbaik untuk seluruh jemaah haji Indonesia, termasuk perempuan. Dari sisi kementeriannya, PPPA berharap penyelenggaraan haji yang semakin ramah perempuan.

“Perempuan punya kebutuhan khusus, misalnya seperti alat reproduksi. Ketika menstruasi, apa yang harus dilakukan, ketika mengalami dara istihadhah (darah di luar masa menstruasi), apa yang dilakukan, dan sebagainya. Itu semua harus didukung dengan layanan yang tepat,” kata dia.

Arifah juga menyinggung soal peran media dari kalangan perempuan. “Kalau tidak salah, jumlah wartawan perempuan dibanding laki-laki hanya sedikit. Padahal wartawan juga perlu meliput apa yang dialami, baik itu kebaikan-kebaikan layanan yang dilakukan panitia,” tambahnya.

Editorial Team