5 Tips Hemat Merayakan Idul Adha Tanpa Kehilangan Makna

- Perencanaan anggaran untuk kebutuhan Idul Adha agar efisien dan tepat sasaran
- Menyikapi tradisi beli baju baru dengan bijaksana, gunakan kembali baju tahun lalu jika masih layak
- Masak sendiri makanan lebaran untuk menghemat pengeluaran, dan pentingnya kebersamaan dalam merayakan Idul Adha
Idul Adha adalah hari raya yang dinantikan oleh seluruh umat Islam. Dari semua kalangan. Mulai anak-anak, remaja, atau bahkan orang dewasa.
Nah, untuk yang sudah dewasa, tentunya harus merayakan lebaran dengan bijaksana. Agar makna lebaran dapat dirasakan sebagaimana mestinya. Seperti apa tipsnya? Simak di bawah ini.
1. Buat prioritas pengeluaran anggaran

Ketika Idul Adha tinggal hitungan hari, coba buat daftar perihal kebutuhan berserta dengan anggarannya. Tujuannya jelas, agar alokasi dana terbilang efisien juga tepat sasaran. Sehingga kita tidak kebablasan.
Utamakan yang bersifat urgen. Seperti membayar biaya hewan kurban jikalau ikut berkurban, menyediakan bahan-bahan pokok makanan, atau transportasi untuk mudik ke kampung halaman. Dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu, harapannya adalah pengeluaran dapat dikendalikan dengan bijaksana.
2. Jangan terpaku sama baju baru

Kebiasaan yang barangkali sudah menjadi tradisi. Hari lebaran hadir dengan baju baru. Sebenarnya tidak masalah sih. Mengungkapkan kegembiraan dengan membeli pakaian keluaran terkini. Agar tampil maksimal dan percaya diri.
Tapi, jangan kita menganggapnya sebagai suatu keharusan yang tidak dapat dinafikan. Maksudnya adalah kita bersikap santai saja. Toh esensinya adalah menyambut lebaran dengan rasa syukur. Kalau baju tahun lalu masih layak, kenapa tidak digunakan untuk yang kedua kalinya?
3. Ada baiknya masak sendiri

Tidak ada larangan untuk membeli makanan siap jadi di luar. Tapi, kalau tujuannya adalah menghemat pengeluaran, masak sendiri jadi pilihan yang tepat. Sebab kita sendiri yang menakar bahan-bahan dan bumbu yang digunakan.
Selain itu, poin paling pentingnya adalah perihal kebersamaan. Saling membantu antar anggota keluarga. Ada yang pergi ke pasar untuk berbelanja bahan makanan. Ada yang jadi juru masak. Ada yang jadi panitia kurban dan membawa pulang daging segar. Atau bahkan ada yang bertugas untuk icip-icip masakan ketika sudah matang. Sangat menyenangkan bukan?
4. Jangan paksakan diri perihal THR

Ini agak sensitif sih. Anak-anak kadang minta THR secara bergantian. Pun, tidak ada henti-hentinya mereka berdatangan. Memberikan THR memang tidak terpisahkan dari warna lebaran, tapi tidak harus memaksakan diri.
Jika kondisi finansial sedang tidak baik-baik saja, atau dana tengah terbatas, THR bisa diberikan dalam bentuk lain. Misal hadiah-hadiah kecil. Atau doa dan ucapan yang berisi kebaikan.
5. Maknai esensi Idul Adha secara menyeluruh

Pada akhirnya adalah kita jangan merayakan lebaran dengan aktiftas yang gembar-gembor. Cukup yang sederhana saja. Juga kaya akan makna. Sebab inti dari ibadah kurban di hari raya Idul Adha adalah membersihkan hati kita. Mengajarkan kita untuk berani melepaskan, sebagai upaya kita untuk menuju pada keikhlasan.
Maka dari itu, mari jadikan momen Idul Adha sebagai bagian yang spesial dalam hidup kita. Merayakannya dengan khidmat. Bertemu dengan sanak saudara. Saling mengucap maaf. Menebar senyum tulus. Menjaga tali persaudaraan untuk seterusnya dan selamanya.