Orang Tua Diminta Sediakan 200 Menit Tanpa Gawai untuk Anak

- Anak tak akan ketergantungan jika dibiasakan tanpa gawai.
- Pembiasaan positif bentuk karakter anak.
- Anak pakai gadget tanpa pengawasan picu kekerasan.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan mengajak para orang tua meluangkan waktu minimal 200 menit setiap hari tanpa gawai bersama anak. Hal ini, kata dia, dilakukan sebagai upaya perkuat peran keluarga menumbuhkan kedekatan emosional dan pola asuh positif di era digital.
“Gerakan ini sederhana tapi bermakna. Kami mengajak orang tua di seluruh Indonesia untuk berkomitmen memberikan 200 menit setiap hari dengan anak tanpa gawai dan bermain bersama mereka" kata dia dalam festival Liter-Aksi CIA (Cahaya Inspirasi Anak) 2025, dikutip Senin (6/10/2025).
1. Anak tak akan ketergantungan jika dibiasakan tanpa gawai

Dia mengungkapkan, jika dari kecil anak dibiasakan tanpa gawai, mereka akan tumbuh tanpa ketergantungan terhadap gawai pula.
"Hal itu karena yang dilihat oleh anak dari orang tuanya maka akan menjadi contoh bagi mereka,” ujarnya.
2. Pembiasaan positif bentuk karakter anak

Vero menekankan, pembiasaan positif dari rumah merupakan kunci utama dalam membentuk karakter anak.
“Kalau keluarga membiasakan hal sehat sejak awal, anak akan meniru. Jadi berilah waktumu kepada anak sebagai wujud kasih dan komitmen kita sebagai orang tua,” katanya.
3. Anak pakai gadget tanpa pengawasan picu kekerasan

Sementara, Menteri PPPA Arifah Fauzi juga pernah menyuarakan hal yang senada soal keterkaitan gadget pada anak. Dia menyampaikan keprihatinan mendalam atas tingginya angka kekerasan terhadap anak di Indonesia.
Hal itu dia ungkapkan saat menghadiri peluncuran Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Taman Bekapai, Balikpapan, Jumat (29/8/2025).
Arifatul menegaskan, penggunaan gadget tanpa pendampingan orangtua menjadi faktor dominan yang memicu kekerasan pada anak. Dari data Kementerian PPPA, 90 persen kasus berakar dari masalah ini.
“Anak-anak tidak bisa langsung dilarang menggunakan gadget tanpa diberi alternatif. Bahkan mereka sering beralasan tugas sekolah ada di HP. Padahal, hal itu membuat mereka semakin pasif dan kehilangan kedekatan emosional dengan orang tua,” katanya.