Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Jakarta, IDN Times - Dokter spesialis anak sekaligus aktivis Yayasan Orangtua Peduli (YOP), Endah Citraresmi, mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi tidak benar seputar vaksin dan imunisasi.

Dia memastikan vaksin yang sudah beredar itu aman. Karena vaksin dibuat dengan tahapan-tahapan yang sesuai prosedur keamanan, mulai prauji klinik pada hewan, uji klinik pada manusia, hingga akhirnya mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Reaksi paling umum terjadi pascaimunisasi adalah reaksi ringan seperti nyeri dan bengkak di sekitar lokasi penyuntikan. Reaksi ini alamiah dan bisa sembuh dalam waktu singkat. Dibandingkan dengan reaksi ringan tersebut, manfaat vaksin jauh lebih besar," katanya dalam siaran tertulis, Senin (30/11/2020).

1. Vaksin yang beredar akan terus dipantau

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Endah menjelaskan saat vaksin beredar di masyarakat, BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) tetap memantau vaksin tersebut.

Sebagai contoh pemantauan, laporan KIPI dari catatan vaksinasi MR fase 1 2018 memperlihatkan sangat sedikit sekali kejadian ikutan pascaimunisasi yang terkait langsung dengan pemberian vaksin.

“Laporan KIPI hanya 255 dari 35 juta dosis vaksin, dan ternyata setelah diperiksa hanya 18 kasus yang berhubungan langsung dengan imunisasi, yang lainnya adalah kebetulan," terang Endah.

2. Vaksinasi membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh

Editorial Team

Tonton lebih seru di