Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Bangunan masjid Baiturrahman yang ambruk akibat tsunami di wilayah Talise, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9)) ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan saat ini tim gabungan Basarnas terus fokus mencari korban di kota Palu pasca gempa dan tsunami yang terjadi Jumat (28/9). 

Pencarian korban dilakukan di 6 titik, yakni puing-puing bangunan yang hancur, perumahan Balaroa, Pantai Talise, Restoran Dunia Baru, Mall Ramayana dan Hotel Roa Roa di mana diperkirakan 50-60 orang tertimbun. 

"Perumahan Bala Roa yang ambles karena efek liquefaction saat terjadi gempa, jadi gembur tanahnya kemudian terjadi ambles, juga beberapa dilakukan di puing-puing bangunan yang hancur," kata Sutopo dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Minggu (30/9).

Apa itu liquefaction? Berikut ini adalah penjelasan dari BNPB. 

1. Lumpur yang keluar dari dalam tanah setelah adanya guncangan

IDN Times/Helmi Shemi

Sutopo menjelaskan, liquefaction atau likuifaksi adalah lumpur yang keluar dari bawah tanah, biasanya terjadi saat terjadi gempa dengan guncangan yang sangat keras, sehingga tanah menjadi berbentuk lumpur yang menyebabkan bangunan rubuh hanyut dan sebagainya.

"Fenomena likuifaksi itu adalah fenomena alamiah. Likuifaksi adalah fenomena lumpur yang ke luar dari bawah tanah sehingga tanah kehilangan tekanan material tanah menjadi lumpur kalau longsor miring diguncag gempa dan menimpa kebawah," jelas Sutopo.

2. Di mana lokasi likuifaksi di Palu?

Editorial Team

Tonton lebih seru di