Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengaku PSI kerap diteror sekelompok orang yang meminta partainya tidak terlalu vokal. Hal itu dialami beberapa kader setelah PSI lantang mengkritik DPRD DKI Jakarta.
“Kalau di medsos setiap hari, setiap posting apa pun, bahkan lagi gak posting apa pun,” kata Grace dalam program Perempuan Bicara by IDN Times di IDN Media HQ, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/12).
Selain ancaman di media sosial, kata Grace, kader PSI juga pernah nyaris bentrok fisik dengan pihak yang tidak senang partainya terlalu vokal mengkritik anggaran DKI Jakarta.
“Kalau temen-temen ada yang sempet dapat ancaman, meskipun disampaikan secara halus. Tapi intinya meminta untuk tidak vokal, sampai juga ada peristiwa di mana hampir bentrok fisik juga sempat terjadi,” kata mantan jurnalis televisi itu.
Grace mengatakan, jika PSI tetap konsisten memperjuangkan suara rakyat, PSI akan menjamin langkah hukum jika kelak kadernya dituntut karena terlalu vokal mengritisi anggaran DKI Jakarta.
“Makannya kita support betul. So far mereka belum ada yang nyesel jadi anggota dewan, semua masih semangat semua,” kata Grace, tertawa.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Anthony Winza Probowo cekcok dengan rekan satu komisinya dari Fraksi PDIP, Cinta Mega.
Mereka cekcok dalam rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2020, di ruang rapat Komisi C, Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (5/12) malam.
Cinta menuding Anthony menyebarkan materi yang dibahas di dalam rapat kepada wartawan. Meski Cinta tidak menjelaskan materi rapat yang dimaksud, namun belakangan anggota dewan lain menyiratkan materi rapat yang disebarkan Anthony adalah anggaran pengadaan komputer senilai Rp128,9 miliar.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb