Wadah Pegawai: KPK Sudah Dapat Teror Sebanyak 9 Kali

Teror ke-9 menimpa pimpinan KPK dengan dikirimi bom

Jakarta, IDN Times - Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat sudah ada sekitar 9 teror yang dialamatkan kepada para pekerja lembaga antirasuah tersebut. Terakhir, menimpa dua pimpinan KPK yakni Agus Rahardjo dan Laode M. Syarif pada Rabu (9/1). 

Ketua WP KPK, Yudi Purnomo mengatakan semua teror tersebut sudah dilaporkan ke polisi. Termasuk teror air keras yang menimpa penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Tapi, hingga saat ini belum ada satu pun pelaku yang berhasil ditangkap oleh Polri. 

Sementara, dalam teror yang menimpa pimpinan, polisi telah meminta keterangan kepada Syarif dan Agus. Selain itu, sudah ada enam orang saksi yang diduga melihat bom itu dilempar ke kediaman Syarif di area Pancoran, Jakarta Selatan. 

"Enam orang itu, tetangganya yang melihat, mendengar, dan yang mengetahui saja," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Argo Yuwono ketika dikonfirmasi media pada Rabu (9/1) kemarin. 

Lalu, apa yang akan dilakukan oleh Wadah Pegawai untuk memastikan teror terhadap pimpinan mereka bisa diungkap? Apa saja daftar teror yang pernah dialami oleh para pekerja di KPK?

1. Teror terhadap Laode dan Agus adalah serangan ke-9 yang menimpa KPK

Wadah Pegawai: KPK Sudah Dapat Teror Sebanyak 9 KaliANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dalam catatan Wadah Pegwai KPK, teror terhadap pimpinan menjadi serangan yang ke-9 selama lembaga antirasuah itu berdiri. Menurut Ketua WP, Yudi Purnomo, yang pernah mendapat teror bukan hanya pimpinan, tetapi juga penyidik. 

Kasus penyidik senior Novel Baswedan yang disiram air keras pun hingga tahun 2019 belum terungkap. Berikut data soal serangan teror yang menimpa pegawai dan pimpinan KPK: 

  • Penyerbuan dan teror terhadap fasilitas KPK
  • Ancaman bom ke gedung KPK
  • Teror bom ke penyidik KPK
  • Penyiraman air keras ke rumah dan kendaraan milik penyidik dan pegawai KPK (terjadi pada tahun 2017 dan 2015)
  • Ancaman pembunuhan terhadap pejabat dan pegawai KPK
  • Perampasan perlengkapan penyidik KPK (tahun 2017)
  • Penculikan terhadap pegawai KPK yang sedang bertugas
  • Percobaan pembunuhan terhadap penyidik KPK
  • Teror bom terhadap Ketua KPK, Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif

Baca Juga: Terungkap! Pelaku Teror Bom Molotov di Rumah Pimpinan KPK Ada 2 Orang

2. Wadah Pegawai akan membentuk tim khusus yang akan mengawal kasus teror terhadap pimpinan

Wadah Pegawai: KPK Sudah Dapat Teror Sebanyak 9 KaliAntara Foto/Wahyu Putro

Menurut Penasihat WP Nanang Farid Syam, teror bom yang menimpa pimpinan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja. Sebab, menurut organisasi serikat pekerja tersebut, teror itu sudah dinilai melewati batas. 

"Kami juga sudah meminta dan mendorong agar pimpinan tidak melakukan segala sesuatunya secara normatif. Pemberian keterangan pers pada hari ini sebenarnya merupakan bagian dari itu," ujar Nanang ketika memberikan keterangan pers di gedung KPK pada Rabu malam (9/1). 

Kemudian permintaan itu direspons oleh Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif sudah dibentuk tim yang akan menangani teror terhadap pimpinan lembaga antirasuah. Rencananya, kata Nanang, Wadah Pegawai akan terus mengawal perkembangan yang dilakukan oleh tim tersebut. 

Seandainya, kinerja dari tim itu tidak memuaskan, maka mereka akan membentuk tim khusus dari organisasi KPK sendiri. 

3. Wadah Pegawai KPK turut menunjukkan video soal teror terhadap salah satu penyidiknya

Wadah Pegawai: KPK Sudah Dapat Teror Sebanyak 9 Kali(Mobil milik salah satu penyidik KPK yang pernah disiram air keras) IDN Times/Santi Dewi

Dalam pemberian keterangan pers pada Rabu malam kemarin, Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo turut membuka salah satu teror yang pernah menimpa rekannya, Afif Julian Miftah. Teror tersebut terjadi pada 2015 itu terjadi dalam beberapa peristiwa. 

Pertama, terdapat delapan lubang tusukan di ban mobil milik Afif, jenis Honda Freed berwarna abu-abu. Kedua, kap mobil tersebut disiram dengan air keras. Ketiga, ditemukan benda mirip bom di kediaman Afif di area Cikunir, Bekasi Selatan pada 6 Juli 2015 lalu. 

Benda yang diduga mirip bom itu diletakan di depan pagar rumah Afif. Benda kotak yang diisi kabel itu dililit lakban. Lantaran diduga berbahaya, Afif kemudian melaporkan hal itu ke polisi. Namun, hingga kini, pelakunya belum berhasil diungkap. 

Kepada media, untuk kali pertama, Wadah Pegawai membuka rekaman kamera CCTV soal pelaku yang menaruh benda diduga bom tersebut. 

Beda pelaku yang meletakan bom di kediaman Afif dengan di rumah Syarif yaitu pelaku tidak menggunakan helm. 

"Jadi, bisa dilihat wajahnya terlihat sangat-sangat jelas. Orang tersebut kemudian meletakan benda yang diduga bom dan wajahnya terlihat jelas di CCTV," ujar Yudi sambil menayangkan video itu di hadapan media. 

Pimpinan KPK ketika itu, Indriyanto Seno Adji, mengatakan belum tahu apakah motif pelaku menaruh benda diduga bom karena ada masalah pribadi atau kasus yang tengah ditangani oleh Afif. Sama seperti pimpinan di periode saat ini, Indriyanto ketika itu mempercayakan pengungkapan kasusnya ke polisi. 

4. Wadah Pegawai menilai pelaku yang meneror pimpinan berasal dari jaringan yang sama

Wadah Pegawai: KPK Sudah Dapat Teror Sebanyak 9 Kali(Wadah Pegawai KPK ketika memberikan keterangan pers) IDN Times/Santi Dewi

Di dalam pemberian keterangan pers semalam, Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo turut membuat hipotesa awal bahwa pelaku teror bom molotov dan rakitan berasal dari jaringan yang sama. 

"Kalau metode penyerangannya menggunakan bom, Afif (penyidik KPK) juga diteror dengan menggunakan bom. Kemudian, metode penyerangan dengan air keras, mobil Afif pernah disiram air keras. Mata Novel Baswedan pun juga disiram dengan air keras," kata Yudi. 

Namun, hipotesa awal itu bisa jadi keliru lantaran kesimpulan awal itu dibangun dari penglihatan pola yang berulang. 

5. Teror terhadap dua pimpinan KPK dikecam oleh publik dan masyarakat internasional

Wadah Pegawai: KPK Sudah Dapat Teror Sebanyak 9 KaliGedung KPK. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Teror yang menimpa dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M. Syarif dikecam tidak hanya oleh publik Indonesia. Namun, juga masyarakat internasional. 

Pernyataan solidaritas datang dari organisasi Transparency International Indonesia (TII). Mereka mencatat Pemerintah Indonesia belum berhasil mengungkap teror lainnya yang menimpa penyidik senior KPK, Novel Baswedan. 

"Ancaman terhadap nyawa dua pimpinan merupakan bagian pola dari ancaman fisik dan terhadap KPK yang seharusnya dikecam keras oleh semua pihak yang peduli terhadap keamanan dan kesejahteraan Indonesia," ujar Ketua TI, Delia Ferreira Rubio melalui keterangan tertulis pada Rabu kemarin. 

Ia pun mengajak semua pihak yang peduli termasuk media dan masyarakat sipil agar tidak melupakan ancaman dan teror terhadap pegawai KPK berlalu begitu saja. 

"Sebab, seperti yang pernah disampaikan oleh Laode M. Syarif perlindungan terbaik bagi pegawai KPK yakni adanya dukungan dari publik," kata Rubio. 

Baca Juga: Cerita Wakil Ketua KPK Soal Awal Mula Temuan Bom Molotov di Rumahnya

Topik:

Berita Terkini Lainnya