SBY: Jika Benar Ada Penyadapan, Saya Mohon Keadilan

Sore tadi (1/2) sekitar pukul 16.30 mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menggelar sebuah konferensi pers di Wisma Proklamasi, Jakarta. Selama kurang lebih 15 menit, SBY memberikan tanggapannya atas pernyataan kuasa hukum Ahok, Humphrey Djemat, yang mengaku memiliki bukti percakapan telepon antara SBY dan Ketua MUI Ma'ruf Amin pada 6 Oktober 2016, sehari sebelum pertemuan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan PBNU di mana Ma'ruf menjadi Rais Aam NU.
SBY membenarkan ada komunikasi melalui telepon dengan Ma'ruf Amin.
Dalam kesempatan ini SBY mengonfirmasi bahwa memang ada komunikasi yang dilakukan melalui telepon antara dirinya dan Ma'ruf Amin. Namun, SBY menggarisbawahi bahwa komunikasi itu tak diinisiasi langsung baik olehnya atau Ma'ruf Amin, melainkan oleh staf SBY dan PBNU, yang kemudian disambungkan kepada keduanya. SBY juga menjelaskan bahwa isi percakapannya tak menyinggung sama sekali tentang fatwa penistaan agama yang dikeluarkan oleh MUI.
Berdasarkan keterangannya, percakapan keduanya adalah seputar kunjungan Agus dan Sylviana ke PBNU -- yang ia sebut untuk meminta nasihat dan doa restu dari tokoh-tokoh keagamaan di institusi itu -- serta keinginan untuk bertemu dan sekadar berdiskusi mengenai sejumlah isu. SBY menyebut posisinya sebagai anggota Wise Council di Organisasi Kerjasama Islam membuatnya ingin bertukar pandangan dengan Ma'ruf Amin. Soal fatwa, SBY menyarankan menanyakan langsung pada lembaga itu.