Lagi-lagi Ade Armando Dilaporkan FPI ke Polisi, Kali Ini Soal Apa?

Ade Armando menjadi pihak terlapor terkait ujaran kebencian bukanlah hal baru. Sebelumnya, dia pernah dilaporkan ke Mabes Polri juga karena menghina Imam Besar FPI Rizieq Shihab.

"Kita laporkan karena sudah sering (melakukan ujaran kebencian). Ade Armando gak kena terus. Udah kena tersangka gak ketangkap juga. Perbuatannya begitu terus, menghina-menghina. Perlu kita lporkan supaya kita tidak dipermainkan," papar Shobri.

Bagi Shobri, langkah pelaporan yang diambil olehnya merupakan iktikad baik untuk mencegah tindakan main hakim sendiri kepada terlapor.

"Laporan ini juga bisa mencegah perbuatan main hakim sendiri. Kita berharap pemerintah dalam hal ini kepolisian segera merespon, memeriksa, dan menghukum beliau," bebernya.

"Sebagai warga negara dan anggota FPI, saya ingin memberikan pandangan untuk mengikuti segalanya sesuai dengan proses hukum. Jangan sampai nanti bertumpuk kekesalan warga. Kalau nanti ada radikal penciptanya bukan umat. Tapi aparat yang tidak kasih solusi terciptanya keadilan," sambung dia.

Lantaran keseharian terlapor sebagai dosen di UI, Shobri turut meminta agar kampus dengan almamater kuning itu mengambil sikap terhadap dosen yang memiliki permasalahan hukum.

"Kita juga sudah pernah meminta UI, apa masih pantas memelihara dosen-dosen seperti ini. Kira-kira muridnya spt apa kalau dosennya seperti ini. Ini sangat memalukan," tuturnya.

Adapun ujaran kebencian yang dilaporkan FPI adalah pernyataan Ade di media sosialnya pada 2016. Dalam tulisannya, dia mengaku pernyataan tersebut didapatkan dari kebocora data Wikileaks.

Berikut ujaran kebenciannya "Polri harus menunujukkan kepada publik bahwa FPI bukan anjing binaan mereka."

"Oleh karena itu, kita berhusnuzon, kita minta supaya niat baik kita ke Bareskrim agar ade Armando bisa segera direspons dan diperiksa. Saya yakin polisi tidak akan berpihak," tutup pentolan FPI itu.