Singgung Pembangunan Giant Sea Wall, Prabowo Cari Pramono

12 Jun 2025, 18:05 WIB

Muhammad Ilman Nafian

Presiden Prabowo Subianto (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Intinya sih...

Prabowo akan membangun giant sea wall di pantura dengan anggaran 80 miliar dolar AS.
Pramono Anung mendukung proyek tersebut setelah Prabowo bertemu dengannya.

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto memastikan akan membangun giant sea wall atau tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara (pantura). Hal itu Prabowo sampaikan dalam penutupan Konferensi Internasional Infrastruktur 2025 di Jakarta Convention Center (JCC).

"Tidak ada lagi penundaan, sudah tidak perlu lagi banyak bicara, kita akan kerjakan itu segera," ujar Prabowo, Kamis (12/6/2025).

Prabowo mengatakan, tanggul laut raksasa merupakan proyek vital dan harus segera dilaksanakan. Menurut dia, proyek ini sudah digagas sejak tahun 1995.

1. Akan gunakan 80 miliar dolar AS

Presiden Prabowo Subianto (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Prabowo mengatakan, proyek pembangunan tanggul laut raksasa itu akan menggunakan anggaran sebesar 80 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Tanggul laut raksasa akan berdiri sepanjang 500 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur.

"Perkiraan biaya yang diperlukan 80 miliar dolar," ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Prabowo kemudian menanyakan apakah Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung hadir atau tidak dalam acara tersebut. Dia meminta Pramono mendukung penuh proyek pembangunan giant sea wall.

"Di sini ada hadir Gubernur DKI? Hadir tidak? Gak hadir? Waduh ini. Coba diselidiki kenapa tidak hadir. Tapi saya sudah ketemu. Saya sudah ketemu beberapa hari yang lalu," kata dia.

2. Alasan DKI Jakarta harus dukung

Presiden Prabowo Subianto (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Prabowo mengatakan, setelah bertemu dengan Pramono, pihaknya mendapat jawaban dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mendukung penuh proyek tersebut.

"Dan saya sudah kirim utusan, tanya, DKI Jakarta dukung proyek ini atau tidak? Saya dapat jawaban dukung, alhamdulillah," ujar dia.

"Karena APBN DKI sangat besar. Jadi saya bilang, 'Eh, DKI harus urunan," sambungnya.