Sjafrie Temui Menhan Mesir, Apresiasi Akses Bantuan RI untuk Gaza
- Menhan Sjafrie pamerkan militer Indonesia mampu buat surplus produksi beras
- Menhan Sjafrie turut melakukan kunjungan ke Monumen Unknown Soldier Memorial
- Menhan Sjafrie apresiasi Mesir karena bantu buka akses bantuan ke Gaza
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pada Sabtu (12/7/2025) melakukan pertemuan bilateral dengan Menhan Mesir Jenderal Abdel Mageed Saqr di Kairo, Mesir. Pertemuan itu merupakan tindak lanjut konkret dari komitmen kerja sama atas kunjungan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi untuk mempererat hubungan bilateral, khususnya di bidang pertahanan.
Kepala Biro Informasi Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan kedua menhan membahas sejumlah inisiatif strategis, di antaranya penguatan kerja sama industri pertahanan, pelatihan dan latihan bersama.
"Kedua menhan juga dibahas peluang pertukaran personel militer, termasuk pelatihan Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, guna memperkuat komunikasi antar institusi pertahanan kedua negara sebagai sesama negara dengan penduduk mayoritas Muslim," ujar Frega di dalam keterangan tertulis pada Minggu (13/7/2025).
1. Menhan Sjafrie pamerkan militer Indonesia diklaim mampu buat surplus produksi beras
Lebih lanjut, kedua menhan juga saling bertukar cerita mengenai peran militer dalam sektor pertanian. Menhan Abdel mengatakan Angkatan Bersenjata Mesir mendukung pembangunan di dalam negeri. Militer Mesir, kata Frega juga disebut berperan aktif dalam sektor pertanian dan perikanan.
"Angkatan bersenjata Mesir ikut memperkuat ketahanan pangan nasional," kata Frega.
Menhan Sjafrie pun merespons cerita Jenderal Abdel dengan kisah senada dari Tanah Air. Purnawirawan jenderal TNI itu mengklaim militer Indonesia sudah secara konkret meningkatkan surplus produksi beras.
Selain itu, kata Frega, kedua Menhan telah sepakat untuk membentuk working group sebagai forum teknis untuk menindak lanjui berbagai insiatif kerja sama yang telah disepakati.
2. Menhan Sjafrie turut melakukan kunjungan ke Monumen Unknown Soldier Memorial
Di dalam kunjungan itu, Menhan Sjafrie bersama delegasi turut melaksanakan kunjungan ke Monumen Unknown Soldier Memorial di Nasr City, Kairo. Sjafrie meletakan karangan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan Mesir.
"Menhan Sjafrie juga melakukan ziarah ke makam Presiden Anwar Sadat," ujar jenderal bintang satu itu,.
Kedua Menhan lalu melanjutkan agenda dengan jamuan makan siang bersama. Acara kemudian diakhiri dengan pertukaran cendera mata yang berlangsung dengan suasana penuh keakraban dan saling menghormati.
"Pertemuan ini diharapkan dapat semakin mempererat hubungan pertahanan Indonesia-Mesir dalam konteks global yang dinamis," katanya.
3. Menhan Sjafrie apresiasi Mesir karena bantu buka akses bantuan ke Gaza
Di dalam pertemuan itu, Menhan Sjafrie turut menyampaikan rasa apresiasi kepada Pemerintah Mesir karena pada 2024 lalu turut membantu memberikan akses bagi Indonesia mendistribusikan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, Palestina. Bantuan kemanusiaan itu diangkut menggunakan kapal KRI Radjiman.
KRI Radjiman mengangkut bantuan sebanyak 80 truk yang saat ini ada di KRI dr. Radjiman, terdiri atas pampers (532 karung), pakaian anak-anak (600 karung), pakaian dewasa (700 karung dan 500 boks), susu (800 kardus), biskuit (650 dus), air mineral galon (1.254 galon), air mineral kardus (1.700 kardus), obat-obatan (460 kardus), selimut (450 karung), jaket (450 karung), dan mie instan (470 kardus). Jumlahnya jika dikelompokkan sesuai wadahnya, ada 4.080 kardus, 2.732 karung, 500 boks, dan 1.254 galon.
Kapal itu mengangkut 214 kru. Sebanyak 40 di antaranya merupakan pasukan khusus TNI AL. Pengiriman bantuan ke Mesir itu juga menjadi misi pertama KRI dr. Radjiman melintasi samudera dan keluar dari perairan Indonesia.
Prabowo Subianto yang ketika itu masih menjabat sebagai Menhan mengatakan sebenarnya Indonesia bersedia membuka fasilitas rumah sakit terapung untuk merawat warga Gaza. Tetapi, usulan tersebut tidak direstui oleh otoritas Mesir.
