Jakarta, IDN Times - Ketimpangan ekonomi membuat banyak perempuan masuk dalam kelompok miskin dan sekaligus menghadapi ketidakadilan gender, yang memicu terjadinya feminisasi kemiskinan.
Direktur Eksekutif Aksi! for gender, social and ecological justice, Titi Soentoro mengatakan, perempuan miskin tidak memiliki akses ke pengambilan keputusan dan ke sumber-sumber kehidupan, akibat pembangunan ekonomi Indonesia yang berlandaskan investasi asing, utang luar negeri, dan perdagangan internasional sejak rezim Orde Baru sampai saat ini.
Model pembangunan pertumbuhan ekonomi ini terus bertumpu pada eksploitas sumber daya alam dan manusia, sehingga makin banyak perempuan mengalami
diskriminasi dan kekerasan berbasis gender.
"Fenomena ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender yang memicu feminisasi kemiskinan tidak banyak menjadi perhatian publik. Karenanya, kita butuh banyak jurnalis perempuan yang memilikin komitmen pemberitaan untuk ikut memperjuangkan hak perempuan demi kehidupan yang lebih baik dan adil,” ucap Titi dalam keterangannya, Kamis (2/11/2023).