Taliban: Mujahidin yang Sakiti Rakyat Afghanistan Bukan Barisan Kami!

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan baru Afghanistan, Mullah Mohammad Yaqoob, mengecam pasukan Taliban yang tidak bersikap toleran terhadap masyarakat. Pernyataan itu disampaikan menyusul laporan tindak kekerasan dan eksekusi sepihak yang dilakukan pejuang Taliban di berbagai wilayah.
Yaqoob, putra dari pendiri Taliban Mullah Omar, menggarisbawahi masalah yang kadang dihadapi penguasa baru dalam mengendalikan stabilitas. Selama 20 tahun Taliban eksis sebagai gerilyawan yang ingin menumbangkan rezim. Kini, Taliban harus mengubah orientasi dan pendekatan perjuangannya karena mereka adalah penguasa de facto Afghanistan.
"Kami mengarahkan Anda (pasukan Taliban) untuk menjauhkan mereka (pasukan yang masih kejam dan brutal) dari barisan Anda. Jika tidak, tindakan tegas akan diambil terhadap Anda," kata Yaqoob, dikutip dari Reuters.
"Kami tidak ingin orang-orang seperti itu ada di barisan kami," tambah dia.
1. Taliban telah memberikan amnesti kepada seluruh rakyat
Beberapa warga Kabul mengeluhkan perlakuan kasar personel Taliban yang berpatroli di jalan-jalan ibu kota. Ada juga laporan pembalasan terhadap mantan pemerintah dan anggota militer, padahal Taliban telah menjanjikan amnesti kepada seluruh masyarakat.
Yaqoob juga menyinggung soal eksekusi yang tidak sah. Seolah meyakinkan masyarakat, Yaqoob menegaskan bahwa tindakan seperti itu tidak dapat ditoleransi.
"Seperti yang Anda semua ketahui, di bawah amnesti umum yang diumumkan di Afghanistan, tidak ada mujahid yang berhak membalas dendam kepada siapa pun," ujarnya.
Tidak jelas insiden apa yang dia maksud atau apa yang mendorong pesan itu, yang dipublikasikan di akun Twitter Taliban dan dibagikan secara luas di media sosial.