WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik Layar

Jokowi ternyata sering baca komen di medsos malam-malam

Jakarta, IDN Times - Selama dua periode kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, begitu banyak cerita menarik di belakang layar. Mulai dari kunjungan kerja Jokowi ke daerah-daerah, hingga inspeksi mendadak (sidak) diam-diam yang dilakukannya.

Mengenai peristiwa di belakang layar Presiden Jokowi, salah satu ajudannya yang bernama Syarif Muhammad Fitriansyah membagikan banyak cerita unik kepada IDN Times.

IDN Times mewawancara khusus Syarif pada Oktober 2021 lalu saat pangkatnya masih Ajun Komisari Polisi (AKP). Kini di 2023, saat mendampingi Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR dan Pidato Kenegaraan Presiden RI 2023, Syarif sudah menyandang pangkat baru sebagai kompol (komisaris polisi).

Berikut penuturan Asisten Ajudan Presiden Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah mengenai kegiatan Jokowi di belakang layar, dan juga perjalanan kariernya dari lulus Akademi Kepolisian (Akpol) sampai menjadi ajudan Presiden Jokowi.

Bagaimana perjalanan karier Syarif hingga dipilih menjadi Asisten Ajudan Presiden?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarAsisten Ajudan Presiden Jokowi, Syarif Muhammad Fitriansyah (Instagram/@syrfxvii)

Nah, 6 Februari 2016, saya nikah. Nah, pascaseminggu saya nikah ada surat perintah yang menyatakan saya diperintahkan untuk mengikuti tes ajudan presiden.

Saya perjalanan di Akademi Polisi (Akpol) tiga tahun, menyandang peringkat inspektur polisi dua (Ipda). Lalu 2012 saya masuk ke PTIK di Akpol, setelah itu saya ditempatkan di Polda NTT di Kupang. Jadi, bagi angkatan saya dulu itu dikirim dua orang ke wilayah tertentu, contohnya Aceh, Poso, Papua, NTT. Kebetulan saya NTT.

Perjalanan di NTT gak terlalu lama, setahun. Saya banyak belajar di sana, lalu setahun itu dari SDM menghubungi kami-kami, ranking 10 besar, lalu meminta data kami dan memberikan kami reward untuk bebas memilih akan mau ditempatkan di mana, lalu saya memilih di Polda Metro Jaya.

Kebetulan juga di PMJ itu termasuk cangkupannya Tangerang, kebetulan keluarga di Tangerang. Ketika penempatan saya dapat di Polres Metro Tangerang Kota. Nah dari 2014-2016 itu, saya ditempatkan Polres Metro Tangerang Kota, lalu kabupaten, lalu Tangsel, saya sudah menempati tiga Polres.

Nah, di tahun 2015 memang saya sebelumnya pernah mengikuti untuk staf ajudan itu, akan tetapi memang saya lebih fokus untuk mempersiapkan pernikahan saya. Nah ternyata SDM tahu nih saya sudah menikah, tiba-tiba ngirim surat perintah untuk ikut tes ajudan presiden.

Saat itu ada delapan orang (yang tes), empat orang gelombang pertama, empat orang gelombang kedua. Saya waktu itu gelombang dua, waktu itu sekitar minggu terakhir Februari itu menjalani tes, mulai dari kesehatan, Bahasa Inggris, psikotes, di Mabes (Polri) tesnya.

Setelah itu, dua orang dikirim dari Mabes ke Setmilpres, dari peserta tes gelombang pertama sama saya kedua. Setelah kita dipilih, bulan Maret awal 2016 itu, kita diulang lagi tesnya yang tadi dan ditutup oleh tes wawancara, jadi kami diwawancarai para Kepala Biro yang berada di Setmilpres, saat itu Pak Hadi Tjahjanto. Selesai udah materi tesnya.

Waktu sebelum kita dikembalikan ke wilayah, Pak Hadi Tjahjanto saat itu memanggil kami dan menghadapkan kami ke Pak Presiden dan itulah pertemuan pertama kali saya dengan Pak Presiden Jokowi. Ada dua orang ya, dari polisi dua orang, dari darat (TNI AD) dua orang, salah satunya Kapten Teddy, lalu dari laut (TNI AL) dua orang, lalu dari udara (TNI AU) dua orang.

Saya ingat betul kita menghadap, ya namanya kita baru pangkatnya balok dua Iptu (inspektur polisi satu), jadi hormat dalam presiden patah-patah. Lalu Pak Presiden salaman dan kami disuruh duduk, setiap pertanyaan yang disampaikan oleh pak presiden pasti kita juga dengan lantang siap-siap. Sekali pertanyaan yang beliau sampaikan ke saya, pertama nama saya siapa, lalu dinas di mana. Itu, dua pertanyaan sampai sekarang akan saya ingat karena itu pertama kali pertemuan saya dengan Pak Presiden Jokowi.

Setelah itu dia memberikan statement terakhir menyampaikan, 'baik terima kasih, sekitar satu minggu atau pun dua minggu ke depan, nantinya saya akan memilih siapa yang akan menjadi asisten ajudan saya’, sudah. Setelah itu kita kembali.

Kita kembali ke tempat dinas masing-masing, saya kembali ke Polsek menjalani tugas saya sebagaimana dengan mestinya.

Berjalan mungkin agak telat dikit sekitar tiga minggu atau pun hampir sebulan waktu itu, bulan April ya, ada telepon dari Mabes, lalu nanti akan ditelepon oleh Setmilpres. Kalau tidak salah 'nanti kamu akan diapelkan di Istana Bogor', ditampilkan seperti itu. Wah, ini ada apa ya saya bilang mana bawa perlengkapan baju PDH, bawa perlengkapan pribadi dan sebagainya.

Nah, akhirnya saya ke Istana Bogor jam 09.00, sampai di sana udah ada tiga orang lainnya dari Permatra lain ada, Kapten Tedy, Kapten Aldo, Kapten Lukman.

Akhirnya, sekitar siang Pak Hadi datang dengan membawa tanda tali kur ini yang satu untuk PDH, satu lagi untuk jas PDU. Beliau taruh di meja, lalu sampaikan 'besok kalian sudah mulai masuk dinas, pada saat ini kalian lakukan orientasi untuk ketahui yang berada di Istana Bogor maupun di Istana Merdeka'. Ya sudah, saat itu juga beliau kembali kita orientasi saya berempat. Nah di situlah pertama kali kami masuk ke lingkungan Istana kira-kira perjalanannya gitu.

Baca Juga: Jokowi Ternyata Rajin Baca Komentar Warganet di Medsos pada Malam Hari

Saat ini ada berapa asisten ajudan yang dimiliki Pak Jokowi?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarPresiden Jokowi hadir di KTT ke-37 ASEAN secara virtual, di Istana Kepresidenan Bogor (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Untuk asisten ajudan tahun 2016 itu kan pertama kali kita ditetapkan ya. Seiring dengan berjalannya waktu, 2017 ya, untuk yang asisten ajudan Angkatan Udara itu sekolah, jadi disekolahkan.

Lalu kami sampaikan ke bapak (Presiden), apakah bapak berkenan untuk dicarikan pengganti. Bapak menyampaikan nanti dulu aja, tiga aja dulu. Setelah itu, 2018 lagi-lagi ada panggilan sekolah untuk yang dari Angkatan Laut. Lalu kami sampaikan lagi ke bapak, apakah bapak berkenan untuk dicarikan pengganti, bapak sampaikan dua dulu aja. 

Akhirnya 2018-2019 itu tinggal saya dengan Kapten Teddy Indra Wijaya yang saat ini yang berdinas sebagai Ajudan Pak Prabowo, ya. Nah 2019 lagi-lagi Kapten Teddy juga mengharuskan diri untuk sekolah. Nah, 2019 itu akhirnya beliau (Kapten Teddy) izin ke bapak dan bapak pun mengizinkan beliau ikut sekolah di Ranger.

Nah, saat itu memang saya berdinas sendiri dan presiden pun melalui Setmilpres yang sedang melakukan seleksi untuk pemilihan asisten ajudan. Saat ini untuk asisten ajudan berjumlah dua, satu dari Polri, satu lagi dari TNI Angkatan Darat.

Apakah saat dinas pernah dipanggil Presiden tengah malam atau dini hari?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarAsisten Ajudan Presiden Jokowi, Syarif Muhammad Fitriansyah (Dok.Istimewa)

Saat dinas sering dong, beliau justru malam itu lebih memperhatikan apa yang terjadi di Indonesia, terutama baca berita, nonton TV, yang perlu harus siapkan, yang harus presiden turun tangan. Lalu beliau baca komentar di media sosial. Beliau concern sekali terhadap apa yang menjadi masukan kepada beliau, terutama netizen, tapi akan tetap ditelaah oleh beliau, ada juga yang beberapa ditindaklanjuti oleh beliau.

Saat dinas, kita itu fokus ya. Selama beliau bangun, jangan sampai kita tidur, lalu kita punya prinsip tidur disaat beliau tidur, bangun disaat beliau sebelum bangun. 

Artinya selama dinas, kalau beliau hanya istirahat mungkin lima jam, kita mungkin bisa kurang dari itu, beliau empat jam kita bisa kurang dari itu. Tapi kan beliau punya beberapa ajudan dan beberapa asisten ajudan, sehingga kita pun memiliki shift duty, artinya seumpama sebelum pandemik itu kita lakukan dinas selama seminggu-seminggu, ketika masa pandemik agar terstruktur, artinya kita memiliki masa karantina dan masa dinas berarti diperpanjang masa dinasnya sebulan, jadi karantina dulu setelah itu baru masuk sebulan. 

Ketika off dinas pun tidak bisa dikatakan liburan ya, tapi artinya pasti kita akan mendapatkan tugas-tugas tak terselesaikan atau mungkin tugas yang didelegasi ke kita. Ibarat kasarnya on-call, jadi siap dipanggil kalau ada tugas datang.

Baca Juga: Hanya Ditemani Ajudan dan Paspampres, Ini Potret Jokowi Sidak Apotek

Apakah pernah dimarahin Presiden Jokowi saat dinas?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarPresiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Roma, Italia, dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) pada Jumat (29/10/2021). (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kalau dibilang marah bisa katakan hampir mungkin tidak, tapi kalau ditegur kita wajar, namanya juga kita bawahan bertugas melayani beliau, ada mungkin suatu yang kurang pas bagi beliau saat itu kita berdinas, selayaknya kita ditegur, saya berharap saya ditegur daripada didiemin.

Beliau sifatnya mungkin direct ya, ada masalah yang mungkin kurang pas saat itu, beliau langsung menegur. 

Syarif selalu menjadi kameramen dadakan saat Presiden Jokowi melakukan inspeksi dadakan (sidak). Bagaimana sih proses di belakang layar sidak Jokowi?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarAsisten Ajudan Presiden Jokowi, Syarif Muhammad Fitriansyah (Instagram/@syrfxvii)

Itu saya merasakan sekali, bukan permasalahan kita atau beliau yang sering dikatakan orang pencitraan atau dibuat-buat. Jujur itu merupakan inisiatif dari saya, saya tidak pernah mau untuk memberikan suatu pencitraan dan sebagainya tapi yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat itu adalah bagaimana beliau seorang Presiden RI memperhatikan hal kecil ya.

Contohnya pernah sudah sampai Cawang, waktu itu lagi hujan dan banjir, beliau tanya di mobil ‘ke Pluit kira-kira berapa jam?’. Ini mobil lagi jalan dan seharusnya mengarah ke Istana Merdeka. Saya bilang ‘Pak izin kalau dari Semanggi bisa 30 menit’, 'kira-kira kalau kita ke sana dulu sempet gak ke agenda pertama?’. Lalu saya hitung, sempat takut salah juga saya, lalu saya sampaikan 'izin pak, sempat pak'.

Ya sudah, saat itu juga yang tadinya harus belok kiri ke Semanggi, kita lurus ke Waduk Pluit, saat di sana, beliau langsung sidak, saya ambil kamera, lalu saya tuangkan di sosmed saya, nah di situ saya tahu betul beliau peduli dengan hal-hal kecil.

Banyak sebenarnya yang lain seperti bagi-bagi sembako di Bogor masa pandemik, beliau tiba-tiba beliau bilang ‘kira-kira kalau kita ke kampung di depan, masih ada warga gak ya?’. Saya bilang 'ada Pak', 'ya sudah kita berangkat'. Kita ke sana kita bagi-bagi sembako, beliau sendiri yang turun, beliau sendiri yang kasih, beliau sendiri yang mengarah ke rumah warga, nah itu menurut saya memang bukan suatu hal yang dibuat-buat seperti itu.

Baca Juga: Malam-malam Jokowi Bagikan Paket Obat dan Sembako untuk Warga Sunter 

Melihat Presiden Jokowi selalu berusaha dekat dengan rakyat, apalagi di tengah pandemik ini, apakah sempat ada rasa khawatir bagi para ajudan dan Paspampres?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarJokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Tentu. Jadi kekhawatiran kita, kita implementasikan ke bentuk preventif kita ya, contohnya bagi orang yang ingin mendekat ke beliau kita sarankan untuk pakai masker, jaga jarak.

Dan setelah selesai ketemu, (tangan) bapak kami semprot dengan hand sanitizer, khawatirnya beliau tidak sengaja menyentuh bagian muka abis bertemu banyak orang. Segala kekhawatiran itu kan kita memang sudah ibaratnya perkirakan, kita lakukanlah dengan bentuk antisipasi tersebut.

Selama kunjungan kerja, apakah Presiden Jokowi sendiri yang memilih daerahnya?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarPresiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Tentu, beliau yang punya negaralah ya, jadi beliau yang menentukan negara ini mau dibawa ke mana. Tentunya kita gak bisa intervensi segala apapun yang terjadwalkan itu baik dari beliau ya, jadi bukan ‘Pak, Bapak harus ke sini’.

Menurut saya, ya persentasenya kecil, itu semua dari beliau. Artinya kita pun harus mempersiapkan acara tersebut, sudah ready atau gak. Namun untuk ke mana-mananya itu sesuai petunjuk beliau.

Apakah ada kejadian unik saat kunjungan kerja Presiden Jokowi ke daerah?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarPresiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Ada nih pernah. Kalau gak salah di Kalimantan, di Penajam Paser Utara. Nah kita lagi mengarah ke sana, kebetulan lagi peninjauan di titik 0-nya. Kita tahu tidak ada rest area, beliau ingin ke kamar mandi.

Secara instan kita harus cari tempat warga yang bisa kita kunjungi untuk meminjam kamar mandinya, akhirnya dapat, dan beliau turun ke rumah warga tersebut dan minta izin untuk meminjam kamar mandi. Itu yang waktu itu sempat khawatir ya, jika ada sesuatulah di situ dan sebagainya.

Baca Juga: Jokowi Pastikan Pemindahan Ibu Kota Negara Tetap Lanjut

Selama Presiden Jokowi kunker, apakah pernah ada kejadian masyarakat yang ingin berniat buruk?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarPresiden Jokowi sapa masyarakat di Tarakan, Kalimantan Utara, pada Selasa (19/10/2021). (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kalau saya katakan tidak pernah ya, saya melihat luar biasa masyarakat walaupun ingin menyampaikan keluhan ke presiden, tapi saya melihat masyarakat menempatkan diri ya beliau itu Presiden Indonesia. Jadi ada suatu permasalahan saya ingat di daerah Sumatra, masalah tanah, Pak Presiden waktu itu resmikan tol, orang itu datang menghampiri Presiden.

Saat itu Presiden sedang berdiri di panggung bersama para menteri kalau gak salah ada Ibu Negara juga, menyampaikan persoalan tanah yang belum terselesaikan, saat itu sampai ingin megang presiden, kakinya sudah sempat pegang, akhirnya saya spontan datangi beliaunya saya sampaikan ‘bu ikut saya aja dulu’ maksudnya biar gak terlalu ketangkap frame kamera, dan seketika ibu itu pingsan, saya gotong lalu bawa keluar dari frame panggung. Kemudian beliau lanjut lagi acara, setelah selesai beliau tanya itu kenapa. Akhirnya kita sampaikan ke bapak ada permasalahan seperti ini, beliau langsung ke menteri.

Nah hal-hal kecil yang menurut saya yang menjadi perhatian beliau terutama kepada masyarakat itu sangat diperhatikan.

Setelah menjadi asisten ajudan, apa cita-cita yang ingin dikejar Syarif?

WANSUS: Perjalanan Ajudan dan Presiden Jokowi di Balik LayarAsisten Ajudan Presiden Jokowi, Syarif Muhammad Fitriansyah (Dok.Istimewa)

Jadi, apa saya selalu bilang raihlah cita-citamu setinggi langit, lalu tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Itu yang sampai sekarang masih ke remind di otak saya, mungkin saya mempunyai cita-cita bersekolah di luar negeri untuk membanggakan almarhum papa saya. 

Baca Juga: Aksi Paspampres Tendang Pengendara Moge Wajar, Ada Alasannya

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya