Jakarta, IDN Times - Belum ada tanda-tanda mereda, virus corona atau COVID-19 kini sudah menjangkiti 2.402.798 orang di 185 negara, termasuk Indonesia. Dari jumlah tersebut, 758.720 kasus berada di Amerika Serikat.
Angka kasus tersebut berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins, Senin (20/04).
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak nomor satu di dunia. Spanyol menyusul dengan jumlah kasus 198.674, dan di posisi ketiga Italia dengan jumlah 178.972 kasus.
Sebanyak 35.314 orang dinyatakan meninggal dunia di Amerika, terbanyak di Kota Queens dengan angka 2.646 orang. Sedangkan, total pasien yang sembuh di angka 70.337. Informasi tersebut dikutip dari situs resmi Johns Hopkins, pukul 09.37 WIB.
Sejak pertama kali teridentifikasi di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, COVID-19 sudah menyebar ke-174 negara di dunia saat ini.
Akibat wabah COVID-19, perekonomian di Amerika Serikat terpukul begitu keras. Bahkan, data yang dikutip dari stasiun berita Al Jazeera menyebutkan, ada 16,8 juta warga AS yang kehilangan pekerjaan karena imbas wabah virus corona.
Angka itu diperoleh karena belasan juta warga negeri Paman Sam itu mengajukan benefit bagi warga yang tak memiliki pekerjaan. Jumlah warga yang mengajukan benefit itu terus meningkat dalam waktu tiga pekan terakhir. Ini menjadi resesi ekonomi paling hebat di AS sejak 2008.
Peringkat kedua kasus COVID-19 tertinggi yang ditempati Spanyol memakan korban meninggal dunia sebanyak 20.453. Namun, pasien yang sembuh mencapai 77.357.
Sementara, Italia menyusul di peringkat ketiga dengan total kematian 23.660 orang dan yang dinyatakan sembuh sebanyak 47.005.