Hingga saat ini bentrok antar kampung di Distrik Panaga dan Distrik Gika, Tolikara, Papua masih terus terjadi. Bentrok terjadi diduga akibat pembagian bantuan dana respect yang dinilai tidak adil di kedua distrik.
Dilansir BBC Indonesia, (25/4), setidaknya dua orang warga tewas dan 34 warga lainnya luka-luka. Dua orang yang meninggal dunia bernama nama David Wanimbodan dan Hermanus. Sebanyak 18 orang lainnya mengalami luka berat dan 16 orang sisanya mengalami luka ringan. Ditambah lagi, sebanyak 95 unit rumah juga dibakar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tolikara Ferry Kogoya menjelaskan bahwa konflik sosial di dua distrik terjadi sejak 9 April 2016 hingga Minggu ini.
BPBD Kabupaten Tolikara juga sudah melaporkan kejadian ini kepada posko BNPB dan meminta bantuan. Dalam kejadian ini, pihak BPBD Tolikara, SKPD, TNI dan Polri telah berada di lokasi konflik dan melakukan pendamaian antara kedua belah pihak. Akan tetapi potensi terjadinya konflik masih tinggi karena ada dendam di kedua belah pihak. BPBD dan pemerintah daerah telah melakukan penangan darurat akan tetapi anggaran Tolikara yang terbatas membuat bantuan tersendat.
Parahnya lagi, aksi ini juga diwarnai dengan pengerusakan lahan pertanian, penjarahan ternak dan kehilangan harta benda. BPBD Tolikara masih menghitung total kerugian secara keseluruhan. Masyarakat pun mulai ketakutan dan memilih mengungsi ke daerah yang aman.
BPBD Tolikara hingga saat ini masih berusaha memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi. Kendalanya tentu saja adalah medan di lapangan yang sangat berat. Kendaraan roda empat bahkan tidak mampu menjangkau daerah konflik. BPBD Tolikara pun meminta bantuan diberikan alternatif melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang atau helikopter.