TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada! Kontak Dekat 15 Menit Bisa Ketularan COVID-19 

CDC terbitkan panduan baru

Pengguna komuter dengan masker wajah memenuhi stasiun kereta pada jam sibuk ditengah mewabahnya virus corona (COVID-19) di stasiun Cadorna, Milan, Italia, Rabu (7/10/2020) (ANTARA FOTO/IPA/Sipa USA via Reuters Connect)

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat meningkatkan kewaspadaan dalam “kontak dekat” penularan COVID-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), memutakhirkan panduannya pada Rabu (21/10/2020).

Laman CDC menyebutkan, yang didefinisikan sebagai close contact atau kontak dekat adalah siapa saja yang sedikitnya 15 menit berada dalam jarak 6 kaki atau 1,8 meter dengan orang positif corona dalam 24 jam terakhir. Sebelumnya, CDC menyatakan, kontak dekat adalah mereka yang melewatkan waktu selama total 15 menit, dalam jarak 1,8 meter dengan seseorang dengan COVID-19.

“Individu yang memiliki sejumlah kontak dalam jangka pendek, namun dijumlahkan sampai atau lebih dari 15 menit akan terinfeksi,” kata direktur CDC Robert Redfield saat melakukan paparannya.

Dia mengutip studi kasus kontak dekat jangka waktu pendek tapi berkali-kali dengan pasien terinfeksi. Saat menyampaikan informasi ini, Redfield didampingi oleh Menteri Kesehatan AS Alex Azar dan deputi direktur CDC untuk penyakit menular Jay Butler, yang memperingatkan AS menunjukkan tren mengkhawatirkan. Jumlah kasus melonjak sampai 75 persen.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

1.Studi berdasarkan kasus yang terjadi di lembaga pemasyarakatan

Anggota geng berada di balik jeruji penjara Izalco saat tur media, di Izalco, El Salvador, Jumat (4/9/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas

Panduan yang diperbarui berdasarkan studi yang menunjukkan kontak dekat secara singkat dengan seseorang yang positif virus corona membuat yang bersangkutan terinfeksi juga.

Studi kasus di antaranya memasukkan kejadian di lembaga pemasyarakatan (lapas) di Vermont. Seorang pegawai di sana terbukti positif COVID-19 setelah interaksi singkat dengan sejumlah tahanan yang terinfeksi.

Dalam studi terungkap bahwa pegawai lapas itu tidak kontak jarak dekat dengan tahanan
selama total 15 menit. Departemen Kesehatan negara bagian Vermont mengatakan bahwa pegawai lapas itu menggunakan masker kain, baju baju panjang dan kaca mata pelindung.

Dia berinteraksi singkat sebanyak 22 kali dengan enam tahanan yang terinfeksi COVID-19
dalam waktu total 17 menit. Keenam tahanan tidak pakai masker.

2. Panduan baru bisa menunda pembukaan sekolah dan bisnis, seperti kemauan Presiden Trump

Presiden AS Donald Trump, dengan perban di tangannya, mencopot masker saat keluar ke balkon Gedung Putih (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Langkah CDC memperbarui panduan kontak dekat bisa mengubah kebijakan di departemen kesehatan negara bagian di negara itu dalam hal pelacakan kontak (contact tracing), dengan meningkatkan jumlah mereka yang berpotensi terinfeksi virus.

Laman Politico.com melaporkan, regulator kesehatan juga bisa merekomendasikan untuk menunda rencana membuka kembali sekolah dan kegiatan bisnis.

Presiden AS Donald J. Trump sebelumnya menyerukan agar kegiatan dapat dilakukan seperti kondisi sebelum pandemik. Pada  Mei 2020, CDC merilis panduan untuk pembukaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. CDC melakukannya atas permintaan Trump, yang kemudian menyangkal bahwa pihaknya menekan CDC merekomendasikan kembali ke sekolah.

Baca Juga: Pandemik COVID-19 Bakal Alami Masa Tergelap dalam 3 Bulan Ini

3. AS mencatatkan rata-rata 60 ribu kasus baru per hari

Seorang anggota staf kebersihan Gedung Putih menyemprot ruang arahan pada malam Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali dari Walter Reed Medical Center setelah terkena penyakit virus korona (COVID-19), di Washington, Amerika Serikat, Senin (5/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott)

Negara yang akan menggelar pemilihan umum pada 3 November 2020 itu, memang patut khawatir. Setiap hari rata-rata ada 60 ribu kasus baru, paling besar meningkat jumlahnya di kawasan barat tengah AS, mencakup negara bagian Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Michigan, Minnesota, Missouri, Nebraksa, North Dakota, Ohio sampai Wisconsin.

Pejabat mengingatkan situasi memburuk dengan datangnya musim dingin, di mana orang
banyak harus berada di dalam ruangan. Saat kontak dekat, potensi penularan virus
meningkat.

Sejauh ini, dilaporkan ada 8,3 juta kasus COVID-19 di AS, dengan lebih dari 221 ribu
kematian. Seseorang yang kontak dekat dalam jarak 1,8 meter dengan orang yang positif
COVID-19, dalam jangka waktu berturut-turut sampai 15 menit atau lebih dalam waktu 24
jam terakhir (dimulai dari dua hari sebelum alami sakit, atau orang tanpa gejala sekalipun,
dua hari sebelum hasil uji usap spesimen), harus diisolasi.

Baca Juga: Mengapa Pandemik COVID-19 di AS Paling Parah?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya