ilustrasi bangunan pemerintah Ukraina berlubang oleh serangan Rusia (Twitter.com/Defence of Ukraine)
Tiga hari setelah invasi Moskow ke Kiev, yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus, Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi.
Selain itu, dia juga memperingatkan tentang konsekuensi ‘seperti yang belum pernah Anda lihat sepanjang sejarah’ jika negara-negara Barat menghalangi jalan Rusia.
Rusia tercatat memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia dengan total 5.977 hulu ledak, sekitar 550 lebih banyak dari Amerika Serikat. Kedua negara memiliki lebih dari 90 persen hulu ledak dunia, meskipun SIPRI mengatakan China berada di tengah ekspansi dengan perkiraan lebih dari 300 silo rudal baru.
SIPRI mengatakan, jumlah global hulu ledak nuklir turun menjadi 12.705 pada Januari 2022 dari 13.080 pada Januari 2021. Diperkirakan, 3.732 hulu ledak dikerahkan dengan rudal dan pesawat, dan sekitar 2.000, yang semuanya milik AS, disimpan dalam status kesiapan tinggi.
"Hubungan antara kekuatan besar dunia semakin memburuk, pada saat umat manusia dan planet ini menghadapi serangkaian tantangan bersama yang mendalam dan mendesak, yang hanya dapat diatasi dengan kerja sama internasional," kata Ketua Dewan SIPRI dan mantan Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven.