Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait Gaza. Resolusi ini menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen antara Israel dan militan Hamas di Gaza.
Resolusi juga dimaksudkan agar akses bantuan masuk tanpa hambatan di seluruh wilayah kantong yang dilanda perang itu.
Sebanyak 14 negara lain di dewan tersebut memberikan suara mendukung rancangan tersebut karena krisis kemanusiaan mencengkeram wilayah kantong yang dihuni lebih dari 2 juta orang, di mana kelaparan mengancam dan bantuan hanya mengalir masuk sejak Israel mencabut blokade selama 11 minggu pada bulan lalu.
"Amerika Serikat telah menegaskan, kami tidak akan mendukung tindakan apa pun yang gagal mengutuk Hamas dan tidak menyerukan Hamas untuk melucuti senjata dan meninggalkan Gaza," kata Penjabat Duta Besar AS untuk PBB Dorothy Shea kepada dewan sebelum pemungutan suara, dilansir dari AsiaOne, Kamis (5/6/2025).
Ia beralasan, hal itu juga akan merusak upaya yang dipimpin AS untuk menengahi gencatan senjata.
Washington adalah sekutu dan pemasok senjata terbesar Israel. Pemungutan suara Dewan Keamanan dilakukan saat Israel terus melancarkan serangan di Gaza setelah mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan pada Maret 2025.
Otoritas kesehatan Gaza menyatakan, serangan Israel menewaskan 45 orang pada Rabu, sementara Israel mengatakan seorang tentara tewas dalam pertempuran.
Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward mengkritik keputusan pemerintah Israel untuk memperluas operasi militernya di Gaza dan sangat membatasi bantuan kemanusiaan tidak dapat dibenarkan, tidak proporsional, dan kontraproduktif.