Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Akan Halangi Kapal Aktivis yang Berlayar Menuju Gaza

gambar bendera Palestina di dinding (unsplash.com/Ash Hayes)

Jakarta, IDN Times - Israel berencana menghalangi kapal yang sedang berlayar menuju Jalur Gaza dalam upaya menembus blokade Israel.

Menurut Radio Militer Israel, angkatan laut sedang bersiap menghadapi kedatangan kapal Madleen, yang dioperasikan oleh kelompok aktivis Koalisi Armada Kebebasan (FFC), yang berangkat dari Sisilia pada Minggu (1/6/2025).

Kapal tersebut membawa 12 relawan, termasuk aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg, aktor Irlandia Liam Cunningham, dan anggota Parlemen Eropa Prancis-Palestina Rima Hassan.

"Kami menegakkan penutupan maritim demi alasan keamanan di Gaza dan tengah mempersiapkan berbagai skenario,” demikian tanggapan singkat dari militer Israel, pada Senin (2/6/2025), dilansir dari Anadolu.

1. Kapal Madleen bawa bantuan makanan, peralatan medis hingga peralatan sanitasi

Dalam pernyataan pada Senin, FFC menyebut pelayaran mereka sebagai bentuk perlawanan langsung terhadap blokade ilegal dan genosida Israel. Kapal tersebut membawa pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Gaza, seperti susu formula bayi, tepung, beras, popok, produk sanitasi wanita, alat penyuling air, peralatan medis, tongkat penyangga, dan prostetik anak-anak.

"Ini adalah tindakan perlawanan sipil yang damai. Semua relawan dan kru di atas kapal Madleen telah dilatih untuk tidak melakukan kekerasan," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Sebelum kapal berangkat, Thunberg menggambarkan perjalanan itu sebagai misi sipil simbolis yang bertujuan menembus blokade Israel.

“Jika masih ada secercah kemanusiaan yang tersisa, kita harus memperjuangkan Palestina. Saya di sini karena ini adalah sebuah kewajiban,” ujarnya.

Kapal tersebut diperkirakan akan tiba di pesisir Gaza dalam waktu sekitar satu minggu jika tidak dihentikan.

2. Kapal FFC sebelumnya diserang oleh drone

Sebelumnya, upaya FFC untuk mencapai Gaza pada awal Mei gagal setelah salah satu kapal milik kelompok tersebut, Conscience, diserang oleh drone saat berlayar di perairan internasional lepas pantai Malta.

FFC menyalahkan Israel atas serangan tersebut, yang menyebabkan kerusakan parah pada bagian depan kapal.

“Kami akan menembus pengepungan Gaza melalui laut, tetapi itu adalah bagian dari strategi yang lebih luas, yaitu gerakan mobilisasi yang juga akan mencoba menembus pengepungan lewat darat,” kata aktivis lainnya yang juga ikut dalam perjalanan ke Gaza dengan kapal Madleen, Thiago Ávila, dikutip dari The Guardian.

Global March to Gaza, sebuah inisiatif internasional yang juga terbuka bagi dokter, pengacara, dan media, dijadwalkan berangkat dari Mesir dan mencapai perbatasan Rafah pada pertengahan Juni.

Para penyelenggara berencana menggelar aksi protes di lokasi tersebut untuk menuntut Israel menghentikan serangan ke Gaza dan membuka kembali perbatasan.

3. PBB tuntut penyelidikan atas pembunuhan warga Gaza di dekat lokasi distribusi bantuan

Pada pertengahan Mei, Israel melonggarkan blokade yang telah berlangsung hampir tiga bulan di Gaza akibat desakan dari komunitas internasional. Namun, jumlah bantuan yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut masih sangat minim dan belum mencukupi kebutuhan populasi yang kini berada di ambang bencana kelaparan.

Pada Minggu, sedikitnya 31 warga Palestina tewas dan hampir 170 lainnya terluka setelah ditembak di dekat lokasi distribusi makanan di kota Rafah, Gaza selatan. Para saksi melaporkan tentara Israel menembaki orang-orang yang mencoba mengumpulkan bantuan, namun Israel membantahnya.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah menyerukan penyelidikan independen atas insiden tersebut.

“Saya terkejut dengan laporan mengenai warga Palestina yang terbunuh dan terluka saat mencari bantuan di Gaza kemarin. Saya menyerukan penyelidikan segera dan independen atas peristiwa ini dan agar pelakunya dimintai pertanggungjawaban," katanya dalam pernyataan pada Senin, dikutip dari BBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us