Australia Sambut Tahun Baru di Bawah Duka Tragedi Bondi

- Australia merayakan tahun baru di bawah duka dan kewaspadaan tinggi setelah penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney.
- Ribuan warga mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan, dengan pesan perdamaian dan persatuan menjadi tema utama perayaan malam tahun baru.
- Perayaan tahun baru di berbagai kota Australia tetap berlangsung dengan pengamanan ketat, mencerminkan semangat untuk merayakan sambil menghormati para korban.
Jakarta, IDN Times - Suasana pergantian tahun di Australia berlangsung di bawah bayang-bayang duka dan kewaspadaan tinggi, menyusul penembakan massal yang terjadi di acara Hanukkah di Pantai Bondi, Sydney, pada pertengahan Desember lalu. Serangan tersebut menewaskan 15 orang dan meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat setempat.
Menjelang tengah malam, Jembatan Pelabuhan Sydney menyala putih, dengan pilar-pilarnya menampilkan simbol menorah sebagai bentuk penghormatan. Ribuan warga yang berkumpul di sekitar pelabuhan mengheningkan cipta selama satu menit, sambil menyalakan lampu ponsel mereka sebagai tanda solidaritas.
Usai hening cipta, cahaya berbentuk burung merpati putih serta tulisan peace dan unity menyinari langit pelabuhan, menjadi pesan utama perayaan malam tahun baru kali ini. Peringatan tersebut berlangsung di tengah penjagaan ketat aparat keamanan.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan peningkatan pengamanan dilakukan semata-mata demi keselamatan publik. Dalam pesan tahun barunya, ia juga menyinggung tragedi Bondi yang mengguncang negara itu.
“Apa yang ditunjukkan Bondi juga adalah sisi terbaik dari semangat Australia—keberanian dan belas kasih,” ujar Albanese, dikutip dari ABC News, Rabu (31/12/2025).
Di Sydney saja, lebih dari 2.500 petugas kepolisian berseragam maupun berpakaian sipil diterjunkan. Sejumlah petugas terlihat membawa senjata laras panjang, sebuah pemandangan yang untuk pertama kalinya muncul dalam perayaan tahunan tersebut.
Meski bernuansa duka, antusiasme warga tidak surut. Ribuan orang tetap memadati berbagai titik strategis di sekitar Pelabuhan Sydney. Diperkirakan sekitar 10 ribu orang berkumpul di Mrs Macquarie’s Chair untuk menyaksikan pesta kembang api ikonik kota tersebut.
Di Brisbane, hujan deras disertai petir tidak menghalangi jalannya perayaan. Sekitar 90 ribu orang tetap memadati area sepanjang Sungai Brisbane untuk menikmati pertunjukan kembang api dalam kondisi basah.
Dua wisatawan asal Jerman, Finnmalte Oeltjem dan Lorenzo Eiv, mengatakan cuaca buruk tidak mengurangi pengalaman mereka. “Ini cukup spektakuler,” kata Oeltjem.
“Tadi kami punya tempat bagus di rerumputan, sekarang sudah tergenang. Tapi kami selamat dari badai hujan ini, jadi saya rasa setelahnya akan baik-baik saja,” ucapnya.
Sementara itu di Canberra, badai petir sempat mengancam pembatalan pertunjukan kembang api. Namun, awan akhirnya menyingkir menjelang tengah malam, disambut sorak sorai sekitar 50.000 orang yang berkumpul di Danau Burley Griffin.
Penyelenggara menyebut pertunjukan tersebut sebagai yang terbesar yang pernah digelar di ibu kota Australia.
Di berbagai kota lain, perayaan tahun baru juga berlangsung dengan pengamanan ketat, mencerminkan upaya Australia untuk tetap merayakan pergantian tahun sambil menghormati para korban dan menjaga rasa aman di tengah kekhawatiran yang masih membekas.

















