Vaksin COVID-19 Sinovac. Dok. IDN Times/bt
Retno mengatakan isu kedua yang dibahas dalam pertemuannya dengan Wang Yi adalah mengenai kerja sama vaksin COVID-19 baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Ia mengatakan bahwa berbagai pembatasan dan larangan ekspor vaksin oleh negara-negara produsen dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, yang ramai terjadi saat ini, bisa menghambat kemajuan pemulihan dunia dari COVID-19.
Ia juga mengatakan pembatasan dan larangan-larangan ini sangat berpengaruh terhadap laju rantai pasok penyediaan vaksin bagi dunia, baik melalui jalur bilateral maupun melalui jalur multilateral.
“Jika pembatasan dan pelarangan ini terus terjadi, maka dikhawatirkan akan semakin lama dunia dapat lepas dari pandemi secara bersama dan akan semakin lama pemulihan ekonomi dapat dilakukan secara bersama,” katanya.
“Oleh karena itu, sebagai salah satu co-chairs dari COVAX AMC Engagement Group, saya memiliki tanggung jawab moral untuk terus menyerukan kerja sama agar kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua negara dapat terlaksana,” tambah Retno.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa Indonesia mengharapkan agar pemerintah Tiongkok akan terus memberikan dukungan agar pengiriman vaksin yang telah sudah menjadi komitmen yang mengikat (binding commitment) dapat dilakukan sesuai jadwal yang ada.
“Isu penguatan kerjasama vaksin ini juga kita bahas langsung dengan para produsen vaksin di Tiongkok. Selain membahas kerjasama jangka pendek, kita juga membahas kerjasama vaksin dalam konteks jangka panjang. Yaitu untuk menjadikan Indonesia sebagai hub vaksin di Asia Tenggara,” katanya.
“Ide ini masih di tahap awal, namun yang kita usulkan antara lain kerjasama penguatan riset pengembangan vaksin, pengembangan industri bahan baku dan peningkatan kapasitas produksi vaksin nasional.”
Selain dengan Tiongkok, Retno juga mengatakan isu kerja sama vaksin juga menjadi pembahasannya dengan Menlu Sergei Lavrov.
“Kita juga membahas mengenai masalah kerja sama vaksin. Pada working level, pembicaraan telah cukup lama dilakukan dengan Rusia. Dukungan politik Rusia juga telah diberikan bagi pengembangan kerja sama vaksin dengan Indonesia,” jelasnya.