Aktivis Rusia Anti-Kremlin Akhirnya Diizinkan Masuk Serbia

Dilarang masuk Serbia selama 24 jam

Jakarta, IDN Times - Seorang aktivis anti-perang asal Rusia, Pyotr Nikitin, akhirnya diperbolehkan masuk Serbia pada Jumat (14/7/2023). Setelah sempat dilarang masuk oleh petugas keamanan setibanya di Bandara Nikola Tesla, Belgrade pada Kamis kemarin. 

Kabar larangan masuknya Nikitin menggegerkan publik Serbia dan mengisyaratkan dukungan terhadap Rusia. Padahal, sejak berlangsungnya perang Rusia-Ukraina, Serbia memperbolehkan warga Rusia yang menolak perang mengungsi ke negaranya. 

Baca Juga: Cegah Agresi, Serbia Setop Ekspor Senjata dan Amunisi

1. Nikitin sebut keputusan ini adalah campur tangan Vulin

Nikitin mengungkapkan, petugas keamanan di Serbia merubah kebijakannya dan memperbolehkannya masuk. Ia percaya bahwa keputusan itu diambil akibat pengaruh Rusia di Serbia, termasuk menyangkut Kepala Badan Intelijen Serbia, Aleksandar Vulin.

"Rusia punya pengaruh besar terhadap otoritas Serbia, yang jelas hanya melaksanakan tugasnya. Saya tidak punya bukti konkret terkait siapa yang memutuskan aturan ini, tapi tidak ada penjelasan lain mengenai apa yang sebenarnya terjadi," ungkap Nikitin, dilansir RFE/RL

Nikitin mengungkapkan, petugas keamanan terus memaksanya untuk masuk ke dalam pesawat menuju ke Jerman setibanya di Belgrade. Padahal, ia punya izin tinggal permanen di Serbia karena menikah dengan perempuan lokal. 

"Sebanyak 2 kali sehari, aparat kepolisian di Serbia menawarkan saya untuk terbang kembali ke Frankfurt, tapi saya menolaknya. Saya juga mengajukan banding atas larangan masuk ini," tambahnya. 

Baca Juga: Serbia Minta NATO Lindungi Rakyatnya di Kosovo

2. Larangan masuk kepada Nikitin tidak ada dasar hukumnya

Pengacara Nikitin, Cedomir Stojkovic menyebut larangan masuk kepada pemegang izin tinggal permanen tidak diperbolehkan. Ia mengemukakan bahwa hanya pengadilan yang berhak memutuskan larangan itu. 

"Pengadilan di Serbia tidak memberikan prosedur untuk melawan Nikitin dan maka dari itu, tidak ada keputusan pengadilan soal pengusirannya yang sudah dibuat," terang Stojkovic, dikutip Associated Press

Nikitin dikenal luas sebagai salah satu aktivis yang kerap melontarkan kritik keras atas keputusan Rusia menginvasi Ukraina, beserta rezim Presiden Vladimir Putin. Ia juga sudah menggelar protes di Serbia dan menggerakkan semua warga Rusia dan Ukraina yang tinggal di Serbia. 

Sampai saat ini, terdapat 200 ribu warga Rusia yang menetap di Serbia setelah dimulainya perang di Ukraina. Mayoritas di antaranya melarikan diri karena khawatir akan dimobilisasi untuk berperang di Ukraina. 

3. Serbia tolak klaim ekspor senjata ke Rusia

Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Serbia, Milos Vucevic mengatakan bahwa pemerintah Serbia menangguhkan ekspor senajta dan peralatan militer selama 30 hari. Menyusul keputusan Presiden Aleksandar Vucic untuk menolak tuduhan ekspor senjata ke Rusia. 

"Tuduhan itu tentu tidak benar. Saya dapat menjelaskan bahwa 90 persen dari senjata kecil, amunisi, termasuk amunisi untuk olahraga yang dibuat di Serbia dikirim ke Amerika Serikat (AS). Seseorang yang mengungkap cerita ini berasal dari stasiun televisi di Jerman," ungkapnya, dilansir N1.

Vucevic pun menyambut baik adanya investigasi dari delegasi Uni Eropa (UE) terkait klaim senjatanya berada di Rusia. 

"Ini tidak dapat dipercaya. Rekan dagang senjata kami ternyata penipu di zona abu-abu di bawah sanksi dan rekan dagang senjata mereka ternyata adalah orang-orang penting," sambungnya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya