Israel Kecam Presiden Kolombia yang Menyamakannya dengan Nazi

Petro kembali tolak serangan Israel ke Gaza

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengecam pernyataan Presiden Kolombia Gustavo Petro yang menyamakan serangan Israel ke Gaza sebagai tipikal aksi Nazi dalam acara KTT COP 28 di Dubai, Uni Emirat Arab.

"Pernyataan Presiden Kolombia Gustavo Petro tidak punya dasar yang jelas dan termasuk bentuk sikap anti-Semit terhadap negara Israel. Pernyataan ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kebutaan moral," tulisnya pada Minggu (3/12/2023). 

Sebelumnya, Kolombia dan Israel telah bersitegang usai insiden serangan balasan Israel ke Gaza yang menargetkan warga sipil. Bahkan, Petro menolak menyebut Hamas sebagai kelompok teroris seperti yang diminta oleh Tel-Aviv usai serangan pada awal Oktober. 

Baca Juga: Prancis Usul UE Hukum Pemukim Yahudi yang Serang Warga Tepi Barat

1. Cohen mengajak Petro belajar tentang sejarah Yahudi

Dalam pernyataannya, Cohen juga mendesak agar Presiden Petro segera mengecam serangan Hamas di Israel sebagai aksi terorisme. Ia pun menyebut sebanyak lebih dari 1.200 warga Israel dibunuh secara sadis oleh Hamas. 

Cohen menambahkan bahwa Presiden Kolombia itu telah mengabaikan sejarah dan menolak adanya peristiwa Holocaust yang berlangsung pada Perang Dunia II. Ia juga mengajak Petro untuk berkunjung ke Museum Holocaust Yad Vashem untuk belajar tentang sejarah orang Yahudi. 

Di sisi lain, sampai saat ini, Duta Besar Kolombia untuk Israel Margarita Manjarrez masih berkantor di Bogota setelah dipanggil sebulan lalu. Petro bahkan mengatakan tidak akan mengembalikan perwakilannya di Tel-Aviv sampai perang Israel-Hamas berakhir. 

2. Jerman mengecam ucapan Petro soal Hitler

Kementerian Luar Negeri Jerman mengecam pernyataan Petro yang menyamakan krisis di Gaza dengan aksi diktator Nazi, Adolf Hitler. Pihaknya menyebut bahwa pernyataan Petro tidak pada tempatnya dan melewati batas. 

Dilaporkan Infobae, Berlin menyebut bahwa menghubungkan tindakan Nazi selama Perang Dunia II dan peristiwa kekerasan di Gaza tidak sesuai karena disampaikan di tengah penyelenggaraan KTT COP 28. 

"Identifikasi konsekuensi dari krisis iklim sebagai hal yang paling penting dalam kerentanan Bumi. Mengombinasikan ini dengan rakyat yang terdampak di Gaza adalah hal yang aneh. Ini tidak dapat diterima karena menyamakan era Nazi dan Holocaust, seperti yang dikatakan Presiden Kolombia Gustavo Petro," tulisnya. 

Baca Juga: Jalur Masuk RS Indonesia di Gaza Masih Dihalangi Eskavator Israel

3. Petro kritik negara pengonsumsi karbon sebagai pendukung perang di Gaza

Pernyataan Petro ini untuk mengkritisi berlanjutnya serangan Israel ke Gaza setelah gencatan senjata selama 3 hari. Ia pun menyamakan Israel dengan Nazi yang melakukan genosida terhadap warga sipil di Gaza. 

"Hitler telah mengetuk pintu rumah-rumah di warga kelas menengah di Eropa dan Amerika Utara. Banyak dari mereka memperbolehkannya masuk. Eksodus akan direspons dengan kekerasan dan aksi barbarsime. Apa yang kita lihat di Gaza adalah sebuah ujian untuk masa depan," tutur Petro. 

"Kenapa negara pengonsumsi karbon terbesar memperbolehkan pembunuhan sistematis ribuan anak-anak di Gaza? karena Hitler sudah masuk ke rumah mereka dan siap mempertahankan tingginya konsumsi karbon dan saya menolak eksodus yang diakibatkannya," tambahnya. 

Dilaporkan The Guardian, Petro juga sudah menyetujui bergabung dengan aliansi negara untuk mencegah perluasan penggunaan bahan bakar fosil dalam KTT COP28. Ia menyebut bahwa bahan bakar fosil akan meracuni planet Bumi. 

Baca Juga: Israel Targetkan Gaza Selatan, Tak Ada Lagi Tempat Aman! 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya