Remaja Ini Iseng Sebar Hoaks soal Bom di Serbia dan Bosnia 

Menggemparkan Serbia dan Bosnia

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Bosnia-Herzegovina, pada Jumat (22/12/2023), menangkap dua remaja yang diduga menyebarkan hoaks ancaman bom di Serbia dan Bosnia-Herzegovina. Mereka ditangkap lantaran sengaja membuat keributan dan menyulut kepanikan warga. 

Beberapa setahun terakhir, Serbia dan Bosnia-Herzegovina beserta negara Balkan lainnya sudah menerima rentetan ancaman bom di sekolah dan fasilitas umum lainnya. Ancaman tersebut memperparah instabilitas usai insiden penembakan massal di Serbia. 

1. Sudah kirimkan lebih dari 80 pesan hoaks ancaman bom

Penangkapan remaja berusia 14 dan 15 tahun ini dilakukan berkat kerja sama antara Kementerian Dalam Negeri Serbia dan Kepolisian Tuzla Canton, Bosnia-Herzegovina. Kedua remaja itu diduga telah mengirimkan ancaman bom ke sekolahnya.

Dilansir B92, pelajar itu diduga sudah mengirimkan lebih dari 80 pesan ancaman bom yang dibuat khusus dalam grup permainan. Dalam grup tersebut, mereka sudah membagikan informasi bagaimana cara melindungi identitas mereka agar tidak terlacak. 

Selain menangkap kedua remaja, polisi juga menangkap salah satu ibu terduga pelaku yang dianggap lalai dan melakukan kekerasan terhadap anak-anak. Anaknya diduga telah mengirimkan ancaman bom ke sekolah-sekolah di Serbia pada November lalu. 

Baca Juga: Oposisi Serbia Desak UE Selidiki Kecurangan Pemilu di Negaranya

2. Hoaks ancaman bom di Balkan sudah berlangsung sejak Maret 2022

Ancaman bom sudah menyebar di kawasan Balkan sejak Maret 2022 usai pecahnya perang Rusia-Ukraina. Kebanyakan ancaman bom menargetkan sekolah yang berada di Serbia dan Montenegro. Ancaman kemudian meluas hingga fasilitas umum lainnya. 

Dalam beberapa bulan terakhir, sekolah-sekolah di Serbia sudah mendapatkan rentetan ancaman bom yang tidak diketahui asal usulnya. Bahkan, beberapa sekolah di Serbia telah mendapatkan ancaman bom setiap hari sejak November. 

Sementara itu, ancaman bom palsu juga melanda Bosnia-Herzegovina pada Mei hingga Juni 2022. Hoaks tersebut sempat menimbulkan kepanikan murid dan guru di sekolah, serta mengharuskan adanya evakuasi disertai pengecekan, dilansir Balkan Insight.

Hoaks bom di Bosnia mayoritas terjadi di Sarajevo dan Republika Srpska. Kemudian ancaman palsu tersebut berfokus ke wilayah Republika Srpska. Hungaria, Makedonia Utara, dan Bulgaria juga menerima ancaman bom. 

3. Serbia tolak tudingan warga Bosnia yang memilih di negaranya

Remaja Ini Iseng Sebar Hoaks soal Bom di Serbia dan Bosnia Perdana Menteri Serbia, Ana Brnabic ketika berkunjung ke Kosovo. (instagram.com/anabrnabic)

Perdana Menteri Serbia, Ana Brnabic, menolak tudingan bahwa lebih dari 20 ribu warga Republika Srpska ikut pemilu di negaranya pekan lalu. Namun, ia mengakui sebanyak 20.360 orang asal Bosnia masuk ke negaranya pada hari pemilu. 

Ia menekankan bahwa dugaan adanya 40 ribu orang dari Republika Srpska yang masuk dalam daftar pemilih adalah tidak benar. Ia menyebut dugaan tersebut tidak mungkin dan mereka tidak bisa memilih. 

"Kami menerima informasi bahwa 20.360 orang melintas dari Bosnia-Herzegovina ke Serbia pada saat itu. Namun, mayoritas dari mereka tidak memiliki kewarganegaraan Serbia dan sebagian dari mereka adalah anak-anak," terang Brnabic, dikutip Sarajevo Times.

Brnabic pun menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan data seberapa banyak orang asal Bosnia yang punya hak pilih di Serbia. Setelah itu, dapat diketahui secara pasti berapa dari mereka yang ikut dalam pemilu di negaranya. 

Baca Juga: Italia Dukung Penuh Serbia Jadi Anggota Uni Eropa

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya