Chechnya Dituding Pakai Ancaman dalam Rekrut Pasukan Perang di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Berita The Insider Rusia melaporkan sebuah hasil investigasi yang menyebut otoritas Chechnya telah menggunakan ancaman dan kekerasan untuk merekrut pasukan demi berperang di Ukriana. Laporan tersebut dirilis pada Rabu (15/6/2022), dengan menambahkan para ibu dan saudara perempuan mereka masuk dalam radar ancaman.
Tentara yang menjadi sukarelawan melaporkan adanya penggunaan intimidasi, pemerasan, atau ancaman penyiksaan dan penculikan terhadap orang yang mereka cintai. Belum diketahui secara pastinya berapa banyak tentara sukarelawan yang mendapatkan perlakukan seperti itu.
1. Lembaga HAM Rusia Vayfond menerima 50 laporan pemaksaan menjadi sukarelawan
Jumlah pasti kasus tidak diketahui, organisasi hak asasi manusia lokal Vayfond mengatakan telah menerima setidaknya 50 permintaan terkait mobilisasi paksa. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan blogger Chechnya Islam Belokiev yang mengatakan kepada The Insider bahwa dia mempelajari setidaknya tiga cerita seperti itu setiap hari.
“Kami memiliki banyak pesan tentang orang-orang Chechnya yang dikirim secara paksa untuk [berperang],” kata Ibragim Yangulbayev, pemimpin gerakan oposisi regional 1ADAT. Mobilisasi ini pastinya membuat banyak keluarga para "sukarelawan" was-was akan keadaan mereka.
“Orang-orang yang dipenjara atas tuduhan kriminal yang dibuat-buat dan ditawari kesempatan untuk menandatangani kontrak dengan angkatan bersenjata. Polisi berjanji akan membebaskan mereka jika mereka setuju," tambah Ibragim.