Jakarta, IDN Times - Pasukan Ukraina masih bertahan di Severodonetsk, meski pasukan Rusia mendesak agar mereka mundur. Pasukan Ukraina juga masih berusaha mengevakuasi warga sipil yang masih terjebak di kota tersebut.
Target pasukan Moskow sendiri adalah menguasai Ukraina timur setelah gagal menduduki Kiev.
Meskipun jembatan terakhir di Severodonetsk sudah dihancurkan Rusia, namun pasukan Ukraina masih terus berusaha mengevakuasi warga sipil.
"Kita harus kuat. Semakin banyak kerugian yang diderita musuh, semakin sedikit kekuatan yang dimiliki untuk menginvasi," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (15/6/2022).
Pertempuran di Severodonetsk kini menjadi pertempuran yang terbesar di Ukraina. Dilaporkan, setiap hari ada 100-200 pasukan Ukraina yang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Ukraina mengatakan bahwa Rusia kini mulai mengincar Sloviansk utara dan sepanjang Bakhmut di selatan.
Selain itu, Moskow telah mengerahkan sebagian besar kekuatannya untuk mewujudkan tujuan Presiden Rusia Vladimir Putin, yaitu memaksa Kiev menyerahkan wilayah dari dua provinsi yaitu Luhansk dan Donetsk, yang secara keseluruhan disebut Donbass.
Rusia pada Rabu (15/6/2022) menyerukan agar pejuang Ukraina yang berlindung di pabrik kimia Azot, Severodonetsk, Ukraina timur untuk menyerah. Moskow juga berjanji untuk membuka koridor kemanusiaan kepada warga sipil dan pejuang Ukraina.
Warga sipil dan tentara Ukraina yang tersisa dikabarkan bersembunyi dari serangan Rusia di pabrik Azot.
Rusia berjanji akan membuka koridor kemanusiaan pada Rabu pukul 20:00 waktu Moskow. Para pengungsi akan diangkut ke kota Svatovo, yaitu wilayah yang dikuasai separatis Luhansk.
Otoritas Ukraina melaporkan, ada lebih dari 500 warga yang bersembunyi pabrik Azot. Sementara, otoritas separatis Luhansk memperkirakan, ada sekitar 2.500 pejuang Ukraina dan pejuang asing yang bersembunyi di sana.