100 Ribu Orang Demonstrasi Pro-Palestina di London

Para demonstran mendesak gencatan senjata segera

Jakarta, IDN Times - Ribuan orang bergabung dalam demonstrasi pro-Palestina di pusat kota London, Inggris, pada Sabtu (21/10/2023) sore. Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya serangan udara Israel di Gaza, setelah serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober.

Polisi memperkirakan 100 ribu orang ikut serta dalam demonstrasi "Pawai Nasional untuk Palestina", yang diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Palestina. Mereka berjalan kaki dari Marble Arch sebelum berkumpul di Downing Street, kediaman resmi dan kantor Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Para pengunjuk rasa meneriakkan "Bebaskan Palestina", sambil memegang spanduk dan mengibarkan bendera Palestina. Seseorang juga tampak memegang spanduk bergambar Sunak, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tulisan "Dicari karena Kejahatan Perang".

“Sebagai warga Palestina yang ingin kembali ke kampung halamannya suatu hari nanti, sebagai warga Palestina yang memiliki saudara laki-laki dan perempuan di Gaza, dan juga keluarga, saya berharap kita bisa berbuat lebih banyak, namun protes adalah hal yang bisa kita lakukan saat ini,” kata seorang perempuan, yang menolak menyebutkan namanya, kepada Reuters.

Baca Juga: Israel Akui Hancurkan Gereja Ortodoks di Gaza, 16 Tewas

1. Kontroversi mengenai slogan Palestina

Orang-orang juga terdengar meneriakkan “dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka”, meskipun ada kontroversi mengenai makna slogan tersebut. Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman sendiri mencap slogan itu sebagai antisemit, karena dianggap sebagai seruan untuk menghancurkan Israel.

Organisasi-organisasi Yahudi telah meminta jaksa untuk mengklarifikasi apakah meneriakkan slogan tersebut merupakan pelanggaran pidana.

Namun para pembela slogan tersebut mengatakan bahwa ucapan itu adalah teriakan protes yang sudah berlangsung lama untuk menyerukan tanah air merdeka bagi rakyat Palestina, dilansir Sky News.

Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Gelar Demo Bela Palestina

2. Pelanggaran terkait antisemit dan islamofobia meningkat

Sebelum pawai, polisi telah memperingatkan bahwa siapa pun yang menunjukkan dukungan untuk Hamas akan ditangkap, dan setiap kejahatan rasial tidak akan ditoleransi. Hamas sendiri merupakan kelompok yang dilarang di Inggris karena dianggap sebagai organisasi teroris.

Namun protes pada Sabtu tampak damai dan tidak ada laporan mengenai adanya penangkapan.

Data pada Jumat (20/10/2023) menunjukkan adanya peningkatan sebesar 1,353 persen dalam pelanggaran antisemit bulan ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pelanggaran Islamofobia meningkat 140 persen.

“Ini merupakan isu yang telah lama membangkitkan semangat dan kita sekarang melihat di media sosial dan komunitas kita, betapa memecah belah dan terpolarisasinya situasi saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly pada pertemuan puncak perdamaian di Kairo.

3. Sejumlah negara di dunia lakukan protes pro-Palestina

Perang Israel-Hamas telah memicu protes di seluruh dunia Arab dan sekitarnya. Massa berkumpul di Lebanon, Irak, Yordania, Turki dan Mesir, serta di Irlandia, Indonesia, Malaysia dan Afrika Selatan untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.

Pada Sabtu, ratusan orang berbaris di kota Roma, Italia, untuk menyerukan diakhirinya serangan di Gaza. Beberapa demonstran terlihat memegang poster bertuliskan “Palestina, Roma bersamamu” dan “Tidak ada perdamaian sampai kita mendapatkan kebebasan”.

Di Australia, ribuan orang berkumpul di pusat kota Sydney dengan meneriakkan “malu, malu, Israel” dan “Palestina tidak akan pernah mati”. Di New York, ratusan pengunjuk rasa berjalan ke kantor Senator AS Kristen Gillibrand di Manhattan sambil meneriakkan “gencatan senjata sekarang”.

Para pengunjuk rasa juga berkumpul di luar Kedutaan Besar Israel di Mexico City, seraya menyalakan lilin dan meneriakkan “bebaskan Palestina”.

Menurut pihak berwenang di Gaza, lebih dari 4.300 orang telah tewas di wilayah tersebut sejak perang baru-baru ini meletus. Sementara itu, lebih dari 1.400 orang tewas di Israel dalam serangan 7 Oktober. 

Pejabat Hamas mengatakan sedikitnya 345 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir, dengan tujuh rumah sakit tidak berfungsi atau kehabisan bahan bakar setelah terkena serangan udara.

Baca Juga: 5 Poin Penting KTT Kairo, Serukan Gencatan Senjata Hamas-Israel

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya